Untuk membuktikan teori ini, mereka melakukan percobaan pada 26 responden. Para responden ini rata-rata memiliki berat badan normal dan berusia sekitar 35 tahun.
Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok: satu kelompok diberi makanan sehat yang kaya serat, rendah lemak dan rendah gula; sementara kelompok lainnya diberikan makanan yang tak berserat, serta tinggi gula dan tinggi lemak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama lima hari berada di laboratorium khusus tidur, peserta menghabiskan waktu untuk tidur malam rata-rata tujuh jam. Pada waktu itulah para peneliti menganalisis apakah tidur responden terpengaruh oleh pola makannya.
Ditemukan bahwa mereka yang makan menu yang kaya serat, rendah gula dan rendah lemak tertidur lebih cepat dan tidur lebih nyenyak, dibandingkan dengan mereka yang makan dengan menu sebaliknya.
"Temuan utama kami adalah bahwa kualitas diet juga memengaruhi kualitas tidur. Dengan ini kami berharap masyarakat bisa lebih teliti dan memilih diet lebih tepat guna memiliki tidur yang lebih nyenyak," imbuh pemimpin peneliti tersebut, Marie-Pierre St-Onge, PhD, seperti dikutip dari Journal of Sleep Medicine, Minggu (17/1/2016).
Baca juga: Sering Begadang karena Kerja Shift? Pola Tidurnya Bisa Disiasati Seperti Ini
(ajg/vit)











































