"Ya nggak seperti itu. Nggak semua anak yang punya tanda lahir raksasa orang tuanya punya juga. Atau orang tuanya punya tanda lahir raksasa terus anaknya pasti seperti itu juga. Nggak begitu," tutur dr Rachel Djuanda, SpKK dari RSU Bunda Menteng kepada detikHealth, dan ditulis Senin (18/1/2016).
Menurut dr Rachel, risiko kemunculan giant congenital nevus sangat acak. Berdasarkan publikasi ilmiah, kasus giant congenital nevus ditemukan di belahan bumi manapun, tanpa memerhatikan ras, kondisi kesehatan dan tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu tidak ditemukan pula penyebab yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami giant congenital nevus. Laman Nevus.org menyebut tidak ada kebiasaan apapun, termasuk olahraga, merokok, minum alkohol atau kegemukan, yang dapat meningkatkan atau mengurangi risiko anak mengidap giant congenital nevus.
dr Rachel juga mengatakan tidak ada cara pencegahan yang bisa dilakukan agar anak tidak mengalami giant congenital nevus. Satu-satunya cara adalah sebelum pernikahan, di mana calon pasangan dapat melakukan tes kecocokan genetik untuk melihat risiko anak mengalami kondisi ini.
"Tapi kan jarang. Masak gara-gara tahi lalat lalu seseorang jadi batal nikah. Kan nggak begitu," pungkasnya.
Baca juga: Komplikasi Giant Congenital Nevus Sebabkan Kanker Kulit dan Gangguan Saraf (mrs/vit)











































