Awalnya, si bayi dibawa ke dokter karena rewel. Bobotnya turun drastis dan selalu menangis jika kakinya digerakkan. Meski sudah bisa duduk sejak usia 7 bulan, duduknya tidak pernah bisa stabil, dan hingga usia 11 bulan ia belum bisa berjalan.
Pemeriksaan menunjukkan bayi tersebut mengalami pengeroposan tulang, retak pada tulang betis, dan kekurangan vitamin C. Dokter mendiagnosisnya mengalami scurvy, sebuah kondisi yang terjadi karena kadar vitamin C dalam tubuhnya sangat rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bercak Putih di Lidah Bayi karena Sisa ASI atau Jamur? Ini Bedanya
Menurut sang ibu, bayi ini awalnya diberi susu sapi formula hingga usia 2,5 bulan. Namun karena kulitnya mengalami alergi, sang ibu menggantinya dengan susu almond. Dokter mengatakan, susu tersebut tidak mencukupi kebutuhan nutrisi terutama vitamin C.
"Kasus ini menunjukkan scurvy sebagai komplikasi baru dan parah akibat penggunaan susu almond yang tidak tepat pada usia awal kehidupan," tulis para peneliti dari Hospital Universitario y Politecnico La Fe in Valencia, yang mempublikasikan kasus ini di jurnal Pediatrics, seperti dikutip dari Livescience, Rabu (20/1/2016).
Pada usia awal kehidupan, bayi membutuhkan 50-60 mg vitamin C setiap hari. Dalam 240 ml ASI terkandung rata-rata 11 mg vitamin C. American Academy of Pediatrics menyarankan agar bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, sebelum dikenalkan pada Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Baca juga: Kenali, Berbagai Gejala Alergi Susu Sapi pada Anak (up/fds)











































