Mengapa demikian? Studi mengungkapkan bahwa stres dapat merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh pun menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
"Stres sebagai fase di mana seseorang mengalami perasaan negatif dan emosional. Dari segi fisiologis, stres juga menyebabkan perubahan biokimia pada tubuh" papar psikolog kesehatan Andrew Baum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya sekelompok ilmuwan di Spanyol melakukan survei untuk menilai tingkat stres pada 1.149 orang selama satu tahun. Setelah itu, diukur berapa banyak angka kejadian flu yang pilek terjadi dalam kelompok tersebut. Ditemukan bahwa stres berkaitan dengan peningkatan risiko untuk terserang flu.
Tak cuma flu, stres juga dikaitkan dengan risiko penyakit lain, salah satunya diabetes tipe 2. Studi yang dilakukan oleh Stanford University ini menemukan bahwa mereka yang sudah mulai stres sejak usia 18 tahun dan tak bisa mengontrolnya, maka risikonya untuk kelak mengalami diabetes bisa meningkat hingga 50 persen.
Seperti dikutip dari jurnal Diabetologia, Selasa (26/1/2016), mengontrol stres merupakan faktor kunci dalam menurunkan perkembangan diabetes. Bahkan kontrol stres juga dikatakan sama pentingnya dengan diet sehat dan olahraga.
Baca juga: Stres Bikin Rambut Rontok dan Cepat Beruban, Mitos atau Fakta?
(ajg/vit)











































