"Nggak ada. Mau Zika kek, chikungunya kek, atau DBD juga nyamuknya sama kok," kata Kepala Dinkes DKI Jakarta, dr Koesmedi, SpOT, ditemui dalam seminar nasional kegawatdaruratan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (3/2/2016).
Langkah pencegahan infeksi virus Zika, menurut dr Koesmedi tidak berbeda dengan upaya pencegahan DBD. Pemberantasan sarang nyamuk dengan menghindari adanya genangan air, adalah langkah utama yang harus dilakukan agar tidak ada nyamuk yang menularkan virus-virus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, yang juga hadir dalam seminar nasional tersebut. Menkes Nila berpesan untuk menjaga kebersihan, terutama pada peralihan musim kemarau ke musim hujan, agar tidak muncul genangan yang bisa menjadi sarang nyamuk.
"Nyamuk Aedes aegypti (vektor DBD maupun Zika) hidupnya di air bersih," jelas Menkes Nila.
Meski kasus DBD cenderung meningkat di awal musim hujan, Menkes Nila mengingatkan bahwa demam tidak selalu berarti DBD. Dicontohkan dalam pemeriksaan di Jambi tahun lalu, dari 103 pasien yang diperiksa hanya 25 kasus yang positif DBD dan 1 kasus positif zika.
Terkait tingginya curah hujan di Jakarta belakangan ini, dr Koesmedi mengakui adanya peningkatan kasus DBD. "Memang ada peningkatan sekitar 25 persen dibandingkan tahun lalu," kata dr Koesmedi.
Baca juga: Militer Ikut Turun Melawan Virus Zika di Brazil
(up/vit)











































