"Secara global, penyebab utama kerusakan ginjal adalah diabetes melitus yakni 50 persen dan hipertensi 27 persen," kata dr Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH, konsultan ginjal dan hipertensi dari PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), baru-baru ini.
Diabetes melitus misalnya, bisa memicu komplikasi pada pembuluh darah kecil. Kerusakan di sekitar mata bisa memicu diabetic retinopathy, yakni kerusakan retina akibat komplikasi diabetes. Demikian juga di ginjal, komplikasi diabetes bisa membuat fungsi ginjal terganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain penyakit-penyakit kronis, penyebab kerusakan ginjal lainnya adalah penggunaan obat-obat pereda nyeri atau analgesik dalam jangka waktu terlalu panjang. Dalam kedokteran, kerusakan ginjal akibat obat pereda nyeri disebut analgesik nephropathy.
"Di Australia angkanya tinggi karena kebiasaan sedikit-sedikit minum pereda nyeri," jelas dr Tunggul.
Sedangkan dalam keseharian, banyak orang beranggapan terlalu banyak duduk bisa merusak ginjal. Anggapan tersebut, menurut dr Tunggul ada benarnya. Oleh karena itu, salah satu saran untuk menjaga fungsi ginjal adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat termasuk banyak olahraga.
"Terkait banyak duduk, itu mungkin flow urine menjadi lebih rendah lalu risiko pembentukan kristal-kristal meningkat," tandas dr Tunggul.
Baca juga: Awas! Pipis Berbuih Bisa Jadi Pertanda Ginjal Mulai Rusak (up/vit)











































