Kepala Komisi Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Prof DR dr Soehartati Gondhowiardjo SpRad(K)Onk, mengatakan proses terjadinya kanker serviks cukup panjang, bahkan bisa sampai 17 tahun. Untuk itu, rutin melakukan IVA atau pap smear amat diperlukan.
Prof Tati menjelaskan dalam tahap pre-cancer terjadi displasia di mana sel atau jaringan sudah memiliki sifat kanker, namun pertumbuhannya masih terbatas di area sel atau jaringan asal. Ketika masih dalam tahap pre-cancer, bisa dilakukan cryotherapy menggunakan ice dry dengan alat khusus kemudian disentuhkan di area leher rahim sehingga proses selanjutnya tidak terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengungkapkan jika terdapat darah atau lendir yang abnormal, wanita dianjurkan untuk segera memeriksakan diri. Melakukan IVA atau pap smear pun disarankan secara rutin apalagi mengingat kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling banyak pengidapnya di Indonesia setelah kanker payudara.
Baca juga: Beri Edukasi Kanker ke Masyarakat, Menkes Singgung Peran Menhub Jonan
"Cara mendeteksinya, misal dengan IVA saja, amat murah. Hanya gimana kaum perempuan mau melakukan IVA atau pap smear untuk mencegah dan mendeteksi dini kanker serviks. Dengan melakukan intevensi kita bisa turunkan jumlahnya juga stadiumnya. Karena kalau sudah sampai stadium empat, selain biayanya mahal, taruhannya pun nyawa," tutur Menkes Nila.
Ia juga mengimbau agar para wanita tidak menikah terlalu dini karena kondisi fisik dan jiwa yang notabene belum siap. Akibatnya, selain angka perceraian yang tinggi, belum matangnya organ reproduksi bisa berpengaruh pada perilaku seksual yang berkaitan dengan risiko kanker serviks.
Dalam upaya mencegah faktor risiko kanker, Prof Tati mengatakan tidak hanya hidup sehat saja yang mesti diterapkan tetapi juga prinsip hidup bersih. Sebab, kondisi lingkungan yang bersih berhubungan dengan infeksi virus yang menjadi faktor risiko beberapa jenis kanker seperti kanker serviks, hati, dan nasofaring.
"Makanya Hari Kanker Sedunia tahun ini dengan tema 'We Can, I Can' kita punya gol supaya masyarakat aware akan bahaya kanker, aware bahwa pola hidup bersih sehat bisa mencegah kanker, dan pastinya aware bahwa pengobatan kanker yang dilakukan harus yang sudah berdasar evidence based," tutur Prof Tati.
Baca juga: Sambangi Anak Pasien Kanker RS Dharmais, Menkes Nyanyi Bareng dan Bagi Kado
(rdn/vit)











































