Terkait hal tersebut, lalu bagaimana kira-kira orang terdahulu melawan infeksi?
Dikutip dari livescience pada Kamis (4/2/2016), catatan sejarah dari Mesir berusia 1.000 tahun sebelum masehi (SM) menunjukkan terapi menguras darah saat itu populer digunakan dan praktiknya bahkan ada sampai sekarang. Terapi lintah atau bekam adalah contoh dari bentuk terapi menguras darah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tak Disangka, Bakteri di Berewok Bisa Jadi Sumber Antibiotik Baru
Selain menguras darah terapi lainnya yang dahulu dipakai untuk lawan infeksi adalah dengan menggunakan ramuan herba dan memang sampai sekarang ilmu ini terus berkembang. Salah satu ramuan terapi herba yang terkenal untuk melawan infeksi adalah penggunaan madu.
Madu mulai digunakan untuk mengobati luka tercatat sejak peradaban kuno Sumeria 2.000 SM. Kandungan gula yang tinggi dapat membuat sel bakteri terdehidrasi dan sifatnya yang asam mampu mencegah pertumbuhan bakteri. Madu juga memiliki enzim glukosa oksidase yang mampu mengurangi oksigen dan hidrogen peroksida sehingga mampu membunuh bakteri.
Jenis madu alami yang sering dianggap paling ampuh untuk melawan infeksi adalah madu Manuka. Madu tersebut berasal dari bunga teh dan memiliki properti antibakteri tambahan daripada jenis madu lainnya.
Baca juga: Bukan Sekadar Obat 'Biasa', Ini Lho Fungsinya Antibiotik (fds/vit)











































