Menurut dr Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), pakar katarak dan bedah refraksi dari Jakarta Eye Center, Indonesia sebagai daerah tropis memiliki risiko lebih tinggi dari negara Eropa dan Amerika. Penyebabnya adalah tingginya paparan sinar ultraviolet.
"Di kita katarak bisa lebih cepat. Biasanya kan di atas 70 tahun, tapi orang Indonesia rata-rata umur 56 tahun sudah kena," ungkap dokter yang juga menjabat sebagai direktur JEC Menteng ini kepada wartawan di JEC Kedoya, Jl Terusan Arjuna Utara, Jakarta Barat, seperti ditulis pada Minggu (7/2/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan oleh dr Budi, katarak merupakan penyakit degeneratif yang akan menyerang semua orang. Sebanyak 90 persen orang akan mengidap katarak ketika berusia di atas 70 tahun. Sementara sisanya mengidap katarak ketika menginjak usia 50 tahun.
"Kamu kena, saya juga kena, semua orang pasti kena katarak. Tinggal bagaimana supaya katarak itu ditangani ketika belum parah sehingga bisa terhindar dari kebutaan," tambahnya lagi.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut dari 285 juta pengidap gangguan penglihatan di seluruh dunia, 51 persennya diakibatkan oleh katarak. Di Indonesia sendiri diperkirakan ada satu pasien katarak baru di antara 1.000 orang.
Presiden Direktur JEC Korporat sekaligus Direktur Utama JEC Kedoya, dr Johan A Hutauruk, SpM(K), mengatakan pencegahan katarak bisa dilakukan dengan mengurangi paparan sinar ultraviolet. Misalnya dengan menggunakan kacamata hitam ketika bepergian atau tidak memandang langsung ke arah matahari.
"Selain itu perlu juga dilakukan pola hidup sehat. Makan makanan bergizi, jangan lupa olahraga. Kalau sehat kan akan terhindar dari penyakit lain yang bisa meningkatkan risiko katarak," pungkasnya.
Baca juga: Jumlah Pasien Katarak Indonesia Tertinggi ke-2 di Dunia
(mrs/up)











































