Studi yang dipublikasi di jurnal National Academy of Sciences menganalisa 14 testis yang diambil dari pria berusia 30 sampai 90 tahun. Testis-testis tersebut masih bisa dianggap sehat namun diangkat karena ada kondisi tertentu.
Salah satu peneliti dari University of Oxford, Profesor Andrew Wilkie, mengatakan pada testis pria berusia tua lebih umum ditemukan untaian deoxyribonucleic acid (DNA) yang rusak. Area-area rusak tersebut berkaitan dengan malformasi (kecacatan), risiko kanker, dan juga memiliki peran dalam reproduksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mutasi yang terjadi di area testis ini punya keuntungan yang lebih dibandingkan tetangganya. Bila sperma yang memiliki mutasi membuahi sel telur, maka kerusakan tersebut dapat berpindah dan menyebabkan penyakit," kata Wilkie seperti dikutip dari BBC pada Selasa (9/2/2016).
Secara statistik seorang pria yang melewati usia 50 tahun berkemungkinan 5 berbanding 200 untuk memiliki anak cacat karena mutasi yang terjadi pada spermanya. Oleh karena itu ahli menyarankan bahwa baik pria dan wanita jangan menunggu terlalu lama untuk memiliki anak.
Rentang usia 20 sampai 30 tahun adalah usia ideal yang disarankan.
"Ini adalah pengingat yang baik bahwa pria tak sepenuhnya kebal terhadap penuaan fungsi reproduktif," pungkas Allan Pacey, ahli andrologi dari University of Sheffield ketika mengomentari studi.
Baca juga: Studi: 20-30 Tahun, Usia Terbaik Bagi Wanita Untuk Hamil (fds/up)











































