Ada juga orang yang sekali terbentur bisa mengalami memar hingga berhari-hari, meski ada juga yang hanya memar beberapa waktu saja lalu hilang dengan sendirinya.
Di sisi lain, ada orang yang langsung memar meski benturannya tidak keras, ada juga yang tidak memar sama sekali sampai benturan yang didapatkannya benar-benar keras.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kecil Tapi Penting, Ini Alasannya Anda Perlu Menyediakan Kotak P3K
1. Wanita
Dr Andrew Miller dari ANU mengatakan, wanita cenderung lebih mudah memar saat terjatuh atau terbentur dibandingkan pria.
Ilmuwan menduga ini ada kaitannya dengan kolagen atau jaringan penunjang pada kulit dan faktor lain seperti ketebalan kulit maupun ketebalan jaringan matriks yang berfungsi menopang kulit berikut pembuluh darah di dalamnya.
Makin bagus penopangnya maka pembuluh darahnya tidak akan mudah terguncang dan pecah yang bisa berakibat pada munculnya luka lecet dan memar saat kulit terbentur sesuatu.
"Pria jelas lebih diuntungkan dalam hal ini, karena lapisan fiber di kulitnya lebih tebal dari wanita, jadi secara keseluruhan kulitnya juga lebih tebal," kata Miller.
2. Menua
Semakin bertambah usia seseorang, seseorang akan lebih rentan mengalami memar, karena struktur internal dari kulitnya tidak lagi dapat menahan pembuluh darah sekuat saat masih muda.
"Ketika terbentur sesuatu, maka kulit di bawahnya akan bergerak kesana-kemari sehingga memicu apa yang disebut dengan 'stres mekanik' dan menyebabkan lebih banyak memar," terang Miller.
3. Sering terpapar matahari
Pecinta kegiatan outdoor atau mereka yang menghabiskan waktunya di luar rumah untuk bekerja atau aktivitas lainnya rentan mengalami memar karena paparan sinar matahari juga berdampak terhadap kekuatan kulit.
Memar yang berkaitan dengan kerusakan kulit akibat matahari dapat dilihat pada lengan (pria dan wanita) serta kaki bagian bawah (wanita). Sedangkan pada lansia, memarnya akan kerap muncul di bagian kulit yang sering terpapar sinar matahari.
Pada lansia, memarnya terlihat berwarna ungu-kehitaman dan biasanya muncul di lengan maupun kaki mereka. Meski terbentuk dengan mudah, memar seperti ini susah hilang.
4. Minum obat
Ternyata ada jenis obat tertentu yang dapat berdampak pada risiko memar seseorang, di antaranya kortikosteroid, antiplatelet seperti aspirin, dan antikoagulan seperti heparin dan warfarin.
"Ketika minum obat antiplatelet, Anda mungkin tidak mudah memar, tapi sekalinya terjadi, memar akan terlihat begitu buruk," jelas Miller.
Di samping obat, ada juga gangguan kesehatan yang dapat memicu memar berlebihan pada penderitanya, seperti leukemia atau kanker darah, hemofilia, penyakit Von Willebrand, dan sindrom Ehlers-Danlos.
Lantas kapan memar dikatakan berbahaya? Miller menambahkan, memar sebenarnya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan, kecuali bila seseorang terkena memar hanya karena benturan yang tidak begitu sakit atau bisa dikatakan sepele.
"Kalau memarnya besar tapi sebenarnya diakibatkan trauma yang kecil, baiknya langsung dikonsultasikan ke dokter," sarannya.
Baca juga: Badan Baru Terasa Sakit Dua Hari Setelah Fitness? Ini Penjelasan Pakar (lll/vit)











































