Pria 36 tahun bernama Stewart Armstrong tersebut tidak membaik dalam 2 pekan. Pasangannya, Janine memaksa pria pengusaha ini untuk periksa. Dari dokter, ia mendapat obat untuk mengatasi pusing.
Kondisinya tetap tidak membaik, namun tes darah juga tidak menunjukkan adanya infeksi. Hingga beberapa hari kemudian, Stewart mulai mengalami batuk darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah penelitian tahun 2005 dilakukan di University of Manchester. Hasilnya menunjukkan bahwa jamur aspergillus ditemukan pada sebagian besar benda di rumah seperti bantal. Diyakini, jamur tersebut hidup di bantal karena ada kotoran kutu.
Baca juga: Hii! Kebiasaan Seperti Ini Bikin Panu 'Betah' di Kulit Bertahun-tahun
Biasanya infeksi akibat spora aspergillus memicu alergi, menyebabkan batuk dan sesak napas. Pada 1 dari 40 orang, gejalanya akan memburuk. Sedangkan pada kasus kronis, gejala yang menyertainya termasuk penurunan berat badan. Dan jika tidak tertangani, bisa memicu kerusakan fatal pada paru-paru.
Sebagian besar sistem imun mampu menghancurkan spora yang terhirup. Namun pada orang-orang dengan masalah paru-paru, seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan asma, atau parunya pernah operasi maupun kolaps, risiko infeksi lebih besar.
Pada kasus ini, Stewart memang didiagnosis sarcoidosis beberapa tahun sebelumnya. Penyakit autoimun ini menyebabkan bercak pada jaringan terutama paru dan kulit. Oleh karenanya, ia mengalami kerentanan terhadap infeki tersebut.
Stewart kini hidup dengan chronic pulmonary aspergillosis. Spora yang menginfeksi parunya telah tumbuh membentuk bola di paru-paru kiri, dan memakan sebagian jaringan parunya. Dikutip dari Dailymail, Selasa (16/2/2016), ia mendapat pengobatan untuk mengontrol kondisinya agar tidak memburuk.
Baca juga: Mandi Saat Berkeringat Bisa Timbulkan Panu di Kulit? Ini Kata Dokter (up/vit)











































