Psikolog anak dan remaja dari RSAB Harapan Kita, Ade Dian Komala MPsi mengatakan saat kecil, biasanya memang ada kekaguman anak pada orang lain yang sejenis meskipun usianya tidak melulu sebaya. Tapi dari perilaku anak, orang tua bisa melihat apakah kekaguman anak masih normal.
"Kita bisa lihat dia ini cuma kagum aja atau memang ada orientasi seks yang bermasalah. Misal anak cowok, dia bilang suka kalau ngeliat temannya yang cowok karena ganteng. Tapi dalam keseharian, dia perilakunya masih cowok banget, itu nggak masalah. Kalau cuma kagum, perilaku dan penampilan dia tetap sesuai gender, " kata Ade dalam diskusi media 'Pubertas' di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Rabu (17/2/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jangan Keliru, Haid Merupakan Tanda Akhir Pubertas Anak Perempuan
"Saya pernah menangani satu kasus anak ini memang kecewek-cewekan banget dan dia memang suka barang-barang cewek. Ternyata, pola asuhnya bermasalah. Dia sering main sama mamanya, diajak ke mal, dilihatin mamanya pake heels atau gaun ini bagus nggak," lanjut Ade.
Meski begitu, Ade menekankan ketika ada anak yang dicurigai memiliki orientasi sosial berbeda, harus dilihat pula kondisi hormonnya. Walapun, sepengalaman Ade, kasus seperti itu lebih banyak terjadi karena faktor psikolog yang berkaitan dengan pola asuh dan lingkungan.
Ketika anak memiliki ketertarikan dengan hal-hal yang tak sesuai jenis kelaminnya, menurut Ade jangan langsung melarang anak dengan mengatakan tidak boleh, karena itu bisa membuatnya trauma. Sebaiknya, beri pengertian pada anak bahwa ada opsi lain yang lebih keren.
"Untuk melihat itu dia hanya kagum atau kemungkinan orientasi seksualnya bermasalah bisa dilakukan saat anak usia enam sampai tujuh tahun," kata Ade.
Baca juga: Kebalikannya Perempuan, Pubertas Anak Laki-laki Gemuk Cenderung Telat
(rdn/vit)











































