Bila seseorang mengonsumsi gula lebih dari yang disarankan, maka selain risiko diabetes dampak negatif juga bisa terjadi di otak. Ahli farmasi Profesor Margaret Morris dari University of New South Wales di Australia mengatakan dari studi terbaru pada hewan terlihat kerusakan yang terjadi mirip seperti kerusakan karena stres ekstrem atau trauma.
Baca juga: Studi: Makan Junk Food Tiap Hari, Otak Bisa Pikun dalam Satu Minggu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu bahwa pengalaman buruk di usia dini seperti stres ekstrem atau penganiayaan, dapat meningkatkan risiko kesehatan mental yang buruk dan gangguan psikiatrik ketika dewasa," lanjut Morris.
Dalam studi yang telah dipublikasi di jurnal Frontiers in Molecular Neuroscience, Morris melakukan penelitian terhadap empat kelompok tikus. Satu kelompok tak diberikan stres, satu kelompok diberikan minuman gula, satu kelompok diberi paparan stres, dan kelompok terakhir diberi paparan stres dan minuman bergula.
Selama 15 minggu peneliti mengikuti perkembangan tikus pada tiap kelompok. Pada akhir studi bagian otak bernama hippocampus pun dilihat.
"Kami menemukan tikus yang mengonsumsi gula tapi tak terpapar stres memiliki perubahan yang sama pada otaknya dengan kelompok tikus yang terpapar stres tapi tak minum gula. Ekspos terhadap stres dan gula ini melemahkan reseptor yang mengikat hormon stres kortisol, yang kemudian memengaruhi kemampuan untuk pulih dari situasi penuh tekanan," papar Morris.
Baca juga: Hai Calon Ayah, Hindari Diet Tinggi Gula Agar Anak Tak Diabetes (fds/vit)











































