Nah, diungkapkan dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, hamil anggur dalam istilah medis disebuh dengan mola hodatidosa atau kehamilan mola. Pada kondisi ini, terjadi produksi jaringan berlebihan yang seharusnya membentuk plasenta.
"Produksi berlebihan ini membentuk gambaran seperti anggur kecil-kecil, sehingga disebut hamil anggur," tutur dr Hari saat berbincang dengan detikHealth baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada dua jenis kehamilan mola yaitu complete mole yakni semua isi kehamilan berasal dari jaringan mola. Sedangkan, jenis kedua adalah partial mole, sebagian kehamilan berasal dari jaringan mola, tetapi sebagian tetap terbentuk janin dan tumbuh. Lalu, apa gejala wanita mengalami hamil anggur?
Baca juga: Dokter Sebut Porsi Makan Tak Perlu Dobel Meski Sedang Hamil Muda
"Gejala yang dirasakan pertama kali adalah perdarahan, kemudian pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan atau lebih besar. Terkadang, disertai terbentuknya kista di ovarium atau indung telur. Seringkali juga disertai mual muntah hebat dan dada berdebar-debar," kata pemilik akun twitter @drharinugroho ini.
Untuk mengatasi kehamilan mola, perlu dilakukan pengeluaran hasil konsepsi melalui kuretasi suction. Prosedurnya seperti kuret biasa tetapi menggunakan alat yang dapat menyedot jaringan di dalam rahim supaya proses kuret lebih cepat dan perdarahan lebih sedikit. Pada wanita yang pernah mengalami hamil anggur satu kali, risiko kehamilan anggur di kehamilan berikutnya dikatakan dr Hari tidak meningkat.
Secara statistik risikonya seperti saat si wanita belum pernah mengalami hamil anggur. Tetapi, apabila pernah hamil anggur lebih dari satu kali, maka risiko berikutnya meningkat dibanding populasi normal. "Hingga saat ini pun belum diketahui metode tertentu untuk menghindari terjadinya kehamilan mola," pungkas ayah satu anak ini.
Baca juga: Perut Terasa Kencang Saat Hamil Tua, Begini Artinya
(rdn/up)











































