Berkaitan dengan hal tersebut, menurut studi yang dilakukan pada orang tua di Inggris mereka yang tak punya kelompok sosial memang ditemukan kualitas hidupnya buruk dan lebih berisiko alami kematian dini. Pemimpin studi Niklas Steffens dari University of Queensland, Australia, mengatakan semakin banyak kelompok sosial yang dimiliki seseorang maka semakin minim risiko kesehatannya.
Studi yang dipublikasi di jurnal BMJ Open menunjukkan bila seorang pensiunan aktif di dua kelompok risiko kematiannya dalam waktu enam tahun ke depan hanya 2 persen. Namun bila ia hanya aktif di satu kelompok sosial risikonya jadi 5 persen, dan bila sama sekali tak aktif maka risiko kematian menjadi 12 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perhitungan tersebut diambil setelah peneliti mempertimbangkan faktor lain seperti kesehatan, kualitas hidup, usia, dan gender.
"Kelompok sosial memberi Anda sebuah rasa identitas diri. Mereka bisa memberikan rasa memiliki, makna, dan tujuan hidup," kata Steffens seperti dikutip dari Reuters pada Senin (22/2/2016).
Studi lainnya yang dilakukan oleh peneliti University of North California juga mendukung hal ini. Dalam kesimpulan studi peneliti mengatakan bahwa relationship yang lemah bisa meningkatkan risiko inflamasi atau radang.
Inflamasi atau radang merupakan penyebab berbagai penyakit kronis pada orang dewasa, khususnya pada usia lanjut. Hipertensi atau tekanan darah tinggi, serta diabetes mellitus merupakan sebagian penyakit yang berhubungan dengan inflamasi kronis.
Baca juga: Bagi Kesehatan, Kesepian Sama Efeknya dengan Kurang Olahraga
(fds/up)











































