Ketika seseorang membutuhkan pengobatan dengan sumsum tulang, maka donornya tak bisa sembarangan. Biasanya memiliki hubungan kekeluargaan atau berasal dari ras yang sama. Oleh karena itu permasalahan kerap ditemui pasien yang berasal dari ras campuran, seperti halnya Zara Al Shaikh.
Zara adalah pasien kesekian yang kesulitan mendapatkan donor sel punca karena ayahnya keturunan Timur Tengah sedangkan ibunya berasal dari Inggris dan berkulit putih. Di usia 11 tahun, ia didiagnosis dengan salah satu jenis leukemia langka, acute myeloid leukemia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuitan Zara di twitter-nya (Foto: twitter) |
Sang ayah menyadari bahwa putrinya mungkin akan menemui hambatan bila ingin mendapatkan donor. "Kemudian beberapa hari lalu, ketika saya menemani Zara kemoterapi di rumah sakit, kami melihat kampanye yang dilakukan orang-orang di media sosial," lanjut Dr Loua.
Baca juga: 'Keluarga Pelangi' Memiliki Anak dengan Warna Kulit Berbeda-beda
Dari situlah pasangan bapak dan anak ini memutuskan menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mencari donor sumsum tulang bagi Zara. Zara bahkan membuat akun Twitter khusus untuk itu. Di dalamnya, ia meminta agar orang-orang mendaftar sebagai donor sel punca atau sumsum tulang.
'Saya mengidap jenis kanker yang sangat langka karena ras campuran saya. Jadi saya membutuhkan transplantasi sumsum tulang sesegera mungkin. Bantu saya menemukan donor,' cuit Zara.
Selain lewat Twitter, keluarga Zara juga melakukan kampanye lewat Facebook bertajuk Saving Zara.
Tak disangka, postingan tersebut langsung dicuit ulang lebih dari 12.000 kali, dan tagar #Match4Zara menjadi viral. Banyak di antaranya yang menggunakan tagar itu untuk menanyakan bagaimana caranya mendaftar untuk bisa mendonorkan sumsum tulang atau sel punca.
Dr Loua bahkan diberitahu jika oleh salah satu lembaga penerima donor sumsum tulang, terjadi peningkatan jumlah pendaftar hingga '12 kali lipat' dalam sehari setelah beredarnya cuit Zara.
Baca juga: Hanya Punya Peluang 1:25 Juta, Wanita Ini Akhirnya Temukan Donor Sel Punca
Namun hingga saat ini, Zara belum menemukan donor sumsum tulang yang dibutuhkannya. Sembari menunggu, Zara kini tengah menjalani kemoterapi di Southampton University Hospital, Hampshire.
Untungnya, lanjut Dr Loua, putrinya yang baru berumur 13 tahun itu tetap berperilaku seperti remaja pada umumnya. Ia bahkan menggunakan pengobatan kemoterapinya sebagai alasan agar dapat mengecat rambutnya menjadi biru.
"Dia bilang toh rambutnya akan rontok, jadi saya diminta membiarkannya," tutupnya, seperti dikutip dari ABC News, Senin (22/2/2016). (lll/up)












































Cuitan Zara di twitter-nya (Foto: twitter)