Dalam sebuah buku berjudul 'Hitler's Last Day: Minute by Minute', sejarawan Jonathan Mayo dan Emma Craigie mengungkap berbagai masalah pada kemaluan Hitler. Usai menelusuri sejumlah rekam medis, mereka menyimpulkan der Fuhrer punya kondisi yang disebut penile hypospadia.
Kondisi tersebut ditandai dengan lubang kemaluan yang tidak berada di ujung penis. Kadang-kadang ujung saluran kemih terletak di tengah-tengah batang penis, atau bahkan mendekati pangkalnya. Kondisi ini biasanya menyulitkan seorang laki-laki untuk buang air kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kelainan Langka Ini Bikin Pria Tak Bisa Pipis dari Ujung Penis
Ahli urologi dari University of Maryland, Dr Andrew Kramer mengatakan bahwa mikropenis dan penile hypospadia sering muncul bersama-sama pada seorang laki-laki. Normalnya saat berada di kandungan, sel yang membentuk saluran kemih bermigrasi dari perut menuju ke bawah dan membentuk penis.
"Testosteron yang menyebabkan migrasi terjadi," jelas Kramer kepada LiveScience, seperti dikutip pada Rabu (24/2/2016). Jika dalam perkembangannya testosteron tidak mencukupi, maka akan terbentuk mikropenis.
Menurut Kramer, tidak mengejutkan jika ada yang menyimpulkan bahwa Hitler punya kadar testosteron yang rendah. Terlebih, sang diktator tidak punya banyak rambut di wajah selain kumisnya yang khas.
Ia juga tidak punya banyak catatan tentang hubungan romantis. Bahkan menurut catatan medis, Hitler mendapat suntikan ekstrak testis kerbau untuk meningkatkan libidonya.
Baca juga: Yuk Kenali Sejak Dini Ragam Kelainan pada 'Burung' si Kecil (up/up)











































