Namun demikian tak semua orang punya kemampuan dan daya tahan tubuh yang sama. Terkadang ada saja yang memaksakan diri untuk rutin mengikuti lari jauh di luar batas fisiknya dan hal ini dikatakan oleh peneliti efeknya malah 'meracuni' jantung.
Menurut studi yang dipublikasi di Canadian Journal of Cardiology bila tubuh sering dipaksa untuk mencapai batasnya maka hal itu bisa memicu apa yang disebut atrial fibrillation (AF) atau ketidakteraturan detak jantung. Bila sudah kena AF maka risiko untuk alami stroke atau gagal jantung malah bertambah meski tubuh fit karena olahraga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi Ahli kardiologi dr André La Gerche dari Baker IDI Heart and Diabetes Institute selaku pemimpin studi mengatakan ia sendiri tak tahu batasan tepatnya sehingga olahraga bisa dikatakan berlebihan. Dirinya saat ini hanya bisa memberi saran agar olahraga maksimalnya dilakukan dengan intensitas setengah dari apa yang biasa dilakukan atlet.
"Ilmu kami belum cukup sampai ke situ. Kami memang belum bisa secara konklusif mengatakan terlalu banyak olahraga bahaya, meski banyak bukti kuat," kata dr La Gerche seperti dikutip dari LiveScience pada Selasa (8/3/2016).
Terkait hal tersebut studi sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti Denmark juga punya hasil yang serupa. Riset pada atlet menemukan bahwa atlet punya kemungkinan terkena AF 5,3 kali lebih besar dibandingkan dengan orang pada umumnya.
The Centers for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat, menyarankan agar seseorang membatasi olahraga intensifnya untuk maksimal 75 menit per minggu.
Baca juga: Bisa Picu Nyeri Lutut, Berlari Tak Disarankan untuk Orang Gemuk (fds/vit)











































