Jika Rekomendasikan Donor Sperma, Pasutri akan 'Dihadiahi' Bayi Tabung Gratis

Jika Rekomendasikan Donor Sperma, Pasutri akan 'Dihadiahi' Bayi Tabung Gratis

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Selasa, 08 Mar 2016 14:42 WIB
Jika Rekomendasikan Donor Sperma, Pasutri akan Dihadiahi Bayi Tabung Gratis
Foto: Laerke Posselt/CNN
London - Inggris menjadi salah satu negara yang dihadapkan pada persoalan kelangkaan donor sperma, padahal makin banyak pasangan yang membutuhkan prosedur bayi tabung. Berbagai cara pun dilakukan untuk mendorong masyarakat agar mau menyumbangkan benihnya lagi.

Regulator setempat tak lagi memperbolehkan sang donor dibayar dengan uang. Cara berbeda pun diambil oleh sebuah klinik kesuburan bernama Bourn Hall.

Klinik yang beroperasi di Cambridge, Colchester dan Norwich ini menawarkan pasangan untuk menjalani prosedur IVF atau bayi tabung secara cuma-cuma jika mereka berhasil membujuk teman untuk mendonasikan sperma mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gagasan ini muncul bukan semata dilakukan karena perubahaan kebijakan tentang donor sperma di Inggris, tetapi setelah Bourn Hall menggelar survei mandiri yang mengungkap bahwa sebagian besar pria berkenan menjadi donor sperma murni karena alasan kemanusiaan.

"Kami punya bank sperma sendiri tetapi dengan kelangkaan sperma yang terjadi dimana-mana, kami harus ambil tindakan," kata Dr Mike Macnamee dari Bourn Hall seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (8/3/2016).

Untuk itu, mereka berupaya memanfaatkan motif tersebut, yaitu dengan meminta pasangan yang ingin mendapatkan terapi kesuburan untuk menominasikan teman atau kenalan mereka sebagai pendonor sperma. Sebagai imbalannya, mereka akan memperoleh prosedur bayi tabung secara gratis.

Baca juga: Tarik Perhatian, Bank Sperma China Janjikan Uang untuk Beli iPhone

Kelangkaan sperma di Inggris terjadi secara menyeluruh. National Sperm Bank mengklaim hanya bisa merekrut lima pria saja dalam kurun delapan bulan ketika pertama kali diluncurkan di Birmingham pada tahun 2014 lalu. Sperma sumbangan pun harus diimpor dari luar negeri, khususnya Denmark.

Terkait motif pendonor, seorang konselor kesuburan bernama Jackie Stewart mengatakan dewasa ini para pria memang lebih memilih untuk mendonorkan spermanya jika mereka mengetahui ada teman atau saudara yang kesulitan untuk mendapat keturunan.

"Bila mereka bisa membantu, mereka merasa ini adalah sesuatu yang spesial dan jika ini berhasil, kebahagiaan yang terpancar dari orang yang mereka tolong berarti lebih dari segalanya," tuturnya.

Namun ia mengakui motif ini terganjal oleh kebijakan baru Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA) sebagai regulator. HFEA mengijinkan anak hasil fertilisasi buatan bertemu dengan ayah biologisnya di saat usia mereka sudah menginjak 18 tahun, bahkan bisa meminta sokongan finansial ataupun dukungan lain dari sang ayah. Hal inilah yang kemudian membuat banyak pria mengurungkan niatnya untuk mendonorkan sperma.

Baca juga: Mengintip Negara-negara yang Memperbolehkan Donor Sperma (lll/vit)

Berita Terkait