Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Prof Nila Moeloek, SpM(K), mengatakan seiring bertambahnya angka harapan Indonesia, populasi masyarakat lanjut usia (lansia) juga akan bertambah. Oleh karena itu, pencegahan demensia harus dilakukan sejak dini agar lansia tidak kehilangan produktivitas di masa depan.
"Angka harapan hidup Indonesia sekarang 72 tahun pada tahun 2015. Semakin uzur seseorang maka semakin rentan untuk terjadi penyakit alzheimer," tutur Menkes, di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/3/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Keuntungan Lansia yang Aktif Pakai Komputer: Minimalkan Pikun
Dari segi kesehatan, bertambahnya usia akan membuat kerentanan terhadap penyakit akan meningkat. Terutama penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes hingga hipertensi yang sudah terbukti meningkatkan risiko alzheimer dan demensia.
Sementara dari aspek sosial, lansia menjadi terisolasi dari keluarga dan lingkungan. Lansia juga menjadi tidak produktif yang memunculkan masalah ekonomi dan berdampak pula terhadap keharmonisan keluarga.
"Karena penyakit demensia itu berat. Tidak tahu keluarga, tidak tahu anak dan istri, tidak tahu kapan harus makan dan minum. Makanya dibuat strategi ini agar pencegahan dilakukan sedini mungkin," lanjut Menkes.
Marc Wortmann, Direktur Eksekutif Alzheimer's Disease International, mengapresiasi peluncuran strategi nasional ini. Dengan adanya strategi nasional ini diharapkan penanganan pasien demensia dan pencegahan penyakit alzheimer dapat dilakukan hingga ke level terbawah yakni keluarga.
"Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memiliki strategi nasional untuk penanganan demensia dan alzheimer. Diharapkan Indonesia menjadi contoh negara-negara lain di Asia Tenggara," tuturnya.
Baca juga: Deteksi Alzheimer Sejak Dini Bisa Dimulai dari Teknologi Baru Ini
(mrs/vit)











































