Menurut dr Aditya Suryansyah, SpA dari RSAB Harapan Kita, pada bayi baru lahir maka jumlah cairan ekstraselulernya akan lebih banyak daripada cairan intraselulernya. Ini menyebabkan terjadinya proses penguapan.
"Nah, proses penguapan ini akan lebih banyak terjadi dibandingkan pada anak yang lebih besar," tutur dr Aditya kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilanjutkan dr Aditya, biasanya saat bayi berusia 5-7 hari memang akan terjadi penurunan berat badan. Pengurangannya bahkan bisa mencapai 10 persen dari total berat badan saat lahir. Namun setelah itu, pertumbuhan berat badan bayi berangsur-angsur akan cepat bertambah.
"Misalnya berat badan bayi saat lahir 2,9 kg, lalu saat usia 6 hari berat badannya turun menjadi 2,8 kg. Maka hal ini menunjukkan tidak ada masalah, wajar saja," imbuh dr Aditya.
Yang terpenting, tetap berikan ASI sesuai kehendak bayi supaya kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh kembangnya bisa tercukupi. Ibu juga disarankan untuk memperbanyak asupan bergizi seperti sayuran dan buah-buahan. Dengan begitu, ASI yang dihasilkan pun lebih berkualitas dan nantinya berat badan bayi bisa bertambah secara perlahan.
Baca juga: Kepala Bayi Tampak Benjol karena Divakum Saat Lahir? Ini Kata Dokter (ajg/vit)











































