Mengintip Pusat Rujukan Hematologi dan Onkologi di China

Laporan dari Beijing

Mengintip Pusat Rujukan Hematologi dan Onkologi di China

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Minggu, 13 Mar 2016 12:10 WIB
Mengintip Pusat Rujukan Hematologi dan Onkologi di China
Foto: Radian
Jakarta - Setiap negara memiliki rumah sakit sebagai pusat rujukan. Nah, di China, Yanda Lu Daopei Hospital menjadi pusat rujukan nasional penyakit darah dan onkologi. Pemilik RS tersebut juga merupakan 'bapak transplantasi sumsum tulang' di Asia yaitu Prof Lu Dau Pei.

Diungkapkan Presiden Direktur Lu Daopei Hospital, Peggy Lu, MD, kebanyakan kasus rumit hematologi yang ada di seantero China akan dirujuk ke RS ini. Seperti bone marrow transplantation (BMT) atau transplantasi sumsum tulang, kini si donor tidak harus saudaranya, tapi juga donor yang berasal dari orang tua.

"Dengan haploidentical donor tidak harus saudara tapi juga ayah atau ibu. Sebelumnya, donor harus dari saudara karena pasti cocok. Sekarang juga bisa mendapat donor dari yang orang yang tidak ada hubungan keluarga atau tali pusat," terang Peggy yang juga putri dari Prof Lu Dau Pei.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencontohkan, ada kasus di mana bocah lelaki berusia 2,5 bulan, si saudara kembarnya meninggal karena kelainan imunitas. Si anak ini juga memiliki masalah yang sama dan butuh transplantasi segera. Akhirnya, pihak RS melakukan transplantasi dengan menggunakan tali pusat. Saat ini, si anak sudah berusia 4 tahun.

Baca juga: Gabungan Pengobatan Barat dan Timur, Pasien Kanker di China Bisa Dapat Resep Herba 


Peggy dan Prof Lu (Foto: Radian/detikHealth)


Sementara, rekor dunia didapat Prof Lu setelah melakukan transplantasi pada wanita 22 tahun di tahun 1964. Sampai saat ini, si pasien masih hidup dan berusia 74 tahun. Ada pula kasus di mana pasien leukemia akut yang sudah tidak bisa ditangani di negaranya, Hongkong. Setelah mendapatkan donor, ia lantas ke China dan menjalani BMT.

Wakil Direktur Yanda Lu Daopei Hospital, Chunrong Tong mengatakan dalam sebulan bisa ada 40 pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang. Setelah menjalani transplantasi, pasien akan dirawat di ruang pemulihan setidaknya sebulan, tergantung dari kondisi pasien.

Di ruang transplantasi juga terdapat laminar air flow room agar ruang transplantasi tetap steril. Hal ini dilakukan agar pasien tidak mudah terkena infeksi mengingat imunitas tubuhnya yang sedang rendah.

"Pernah ada satu pasien leukemia dari Indonesia yang datang ke sini dan tidak lama dinyatakan sembuh," kata Chunrong.

Peggy menekankan, pada dasarnya Bone Marrow Transplantation (BMT) harus dilakukan di waktu yang tepat supaya hasilnya optimal. Terkadang, pada kasus leukemia sendiri pun kerap telat ditangani karena tidak ada gejala yang khas. Penyebab leukemia juga dikatakan Peggy terdir dari banyak faktor di mana salah satunya adalah genetik.

Sejak berdiri 15 tahun lalu, sampai tahun 2015 RS ini sudah melayani sekitar 44.216 pasien. Untuk biaya transplantasi sumsum tulang belakang berkisar Rp 800 juta sampai Rp 1,2 miliar. Sebagai pusat rujukan hematologi dan onkologi di China, Lu Daopei Hospital juga memiliki peralatan laboratorium untuk pemeriksaan DNA yang memadai.

Baca juga: Prof Lu Dau Pei, Bapak Transplantasi Sumsum Tulang Belakang di Asia (rdn/vit)

Berita Terkait