Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Exeter Medical School menemukan bahwa wanita yang mengalami kelebihan berat badan saat hamil, maka lebih berpotensi melahirkan bayi yang terlalu gemuk juga.
Selain kegemukan, Journal of The American Medical Association menyebutkan faktor lain yang dapat membuat bayi berisiko terlalu gemuk sejak di dalam kandungan adalah jika ibu memiliki gula darah tinggi atau diabetes. Tetap, semua ini memiliki keterkaitan dengan pola makan ibu selama hamil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dilahirkan dalam kondisi terlalu gemuk atau kurus sama-sama memberikan risiko kesehatan bagi bayi," tutur salah seorang peneliti yang terlibat, Rachel Freathy, seperti dikutip dari News Max Health, Kamis (17/3/2016).
Selain mengurangi risiko anak menjadi kegemukan, cermat memerhatikan pola hidup sejak saat hamil juga membuat tubuh ibu kelak bisa lebih mudah kembali ramping setelah melahirkan. Demikian disampaikan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSUP Dr Sardjito, dr M. Nurhadi Rahman, SpOG.
"Proses melahirkan itu kan tidak hanya di hari saat melahirkan, tetap harus ada persiapan. Misalnya mungkin dia rajin ikut kelas senam hamil, yoga hamil supaya fisiknya kuat. Lalu nutrisinya juga cukup dan tidak berlebihan, sehingga berat badannya tidak naik berlebihan dan tetap ideal," tutur dokter yang memiliki akun Twitter @adirahmanOG ini kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
Selama hamil, kenaikan berat badan yang disarankan adalah sekitar 8-12 kg atau sekitar 1-2 kg per bulannya. Jika melebihi angka tersebut, dikhawatirkan ibu mengalami obesitas kehamilan.
Baca juga: Bayi yang Lahir Tinggi Besar Tidak Jaminan Kelak Berpostur Tinggi Besar Pula (ajg/up)











































