dr Ahmad Fuady, MSc, Kepala Klinik Dokter Keluarga Kayu Putih, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, mengatakan bahwa lingkungan sejatinya sangat berpengaruh terhadap bahaya kesehatan. Misalnya pada musim hujan dan banjir, risiko terserang penyakit meningkat.
"Ya, musim hujan dapat membuat perkembangan virus atau bakteri lebih cepat atau banyak dibandingkan biasanya karena terkait dengan tempat perkembangbiakannya," tutur dr Ahmad kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa jenis penyakit yang mengintai termasuk berbahaya. Demam berdarah misalnya, dapat menyebabkan kematian jika tak ditangani dengan cepat. Sementara diare dan leptospirosis meskipun tak mengancam nyawa bisa menimbulkan komplikasi penyakit lain yang berbahaya.
"Misalnya, DBD bisa dipicu akibat banyak air yang menggenang, diare juga akibat banyaknya air melimpah tapi kualitasnya buruk dan terkontaminasi, atau leptospira yang muncul biasanya setelah banjir," tutur dr Ahmad lagi.
Sebelumnya dilaporkan, berkubik-kubik sampah memenuhi Sungai Cikapundung seluas 40 meter dengan lebar 20 meter pasca banjir yang melanda kawasan selatan Bandung. Sampah mulai plastik hingga kasur menjadi pemandangan yang mengerikan bagi warga.
Lautan sampah itu didominasi jenis sampah anorganik seperti kantong kresek, botol, plastik, kaleng, lalu banyak bekas wadah makanan atau styrofoam, kayu, busa, kardus dan kain. Bahkan yang tak lumrah ada di sungai, seperti kasur, guling dan bantal juga tampak di depan mata.
Baca juga: Harapan di Hari Down Syndrome 21 Maret: 'Berikan Lebih Banyak Kesempatan'
(mrs/vit)











































