Data Sebaran TB Kebal Obat di Indonesia: Tiap Tahun Meningkat

Hari Tuberkulosis

Data Sebaran TB Kebal Obat di Indonesia: Tiap Tahun Meningkat

Firdaus Anwar - detikHealth
Kamis, 24 Mar 2016 18:30 WIB
Data Sebaran TB Kebal Obat di Indonesia: Tiap Tahun Meningkat
Foto: thinkstock
Jakarta - Menurut data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan, angka kejadian tuberkulosis yang kebal obat atau multidrug resistant (MDR-TB) di Indonesia semakin meningkat. Menurut ahli ada beberapa alasan yang mungkin membuat ini terjadi.

Kemunculan MDR-TB disebutkan dalam studi bisa semakin banyak karena tingkat kepatuhan masyarakat dunia terhadap pemakaian obat antibiotik rendah. Obat kerap dipakai namun tak sampai tuntas. Akibatnya organisme mikro bisa jadi mengembangkan kekebalan terhadap obat termasuk salah satunya adalah bakteri mycobacterium tuberculosis penyebab TB.

Peneliti dan ahli paru Profesor Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), dari World Health Organization (WHO) menambahkan kemungkinan lainnya adalah bahwa mulai banyak otoritas kesehatan dunia menyadari ancaman TB kebal obat. Fungsi monitoring menjadi diperketat dan hasilnya adalah makin banyak angka kejadian ditemukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang kan upayanya lagi aktif-aktifnya nih jadi bisa ketemu lebih banyak terlaporkan lebih banyak, tapi ya memang bisa juga karena ada peningkatan. Sekarang sih saya menduga banyak negara melaporkan naik karena case findingnya lebih baik," kata Prof Tjandra ketika ditemui pada acara Hari TB Sedunia di RS Persahabatan, Kamis (24/3/2016).



Dari data yang sama bila dilihat dari kasus TBnya sendiri secara umum, sebetulnya angka kejadian di Indonesia stagnan. Bila dibandingkan dengan negara lain penurunan tak cukup banyak sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengidap kedua terbanyak setelah India.

Di Hari TB Sedunia ini warga diingatkan untuk tak menganggap remeh penyakit dan disiplin berobat. Sebab bila TB berubah menjadi MDR-TB maka biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk mengobatinya bisa semakin berat.

"Kalau TB biasa pengobatannya itu bisa menghabiskan dana sekitar Rp 1,2 juta. Kalau sudah jadi MDR harga obatnya sudah bisa jadi sekitar Rp 100 juta," tutup Tjandra.

Indonesia bisa dibilang cukup beruntung karena mendapat bantuan dana dari Global Fund yang dikhususkan untuk memerangi penyakit AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria. Masyarakat yang terkena penyakit bisa mendapatkan obat-obatan untuk penyakit tersebut secara gratis di fasilitas pelayanan kesehatan.



(fds/vit)

Berita Terkait