Adalah penelitian terbaru dari University of Tokyo yang menemukan bahwa tidur siang selama 40 menit atau lebih berkaitan dengan peningkatan risiko sindrom metabolik yang cukup signifikan. Selain itu, risiko faktor kombinasi sindrom metabolik seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan gula darah tinggi pun meningkat.
Menurut ketua peneliti yang juga pakar diabetes di University of Tokyo, dr Tomohide Yamada, tidur siang memang umum dilakukan orang di seluruh dunia. Hanya saja, melalui studi ini, diketahui lebih lanjut hubungan tidur siang dengan penyakti metabolik sehingga diharapkan akan ada strategi baru untuk pengobatan penyakit metabolik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Trik Agar Tidur Nyaman Saat Suhu Panas Meski Tanpa AC
"Dari studi ini, ditemukan bahwa orang yang tidur siang kurang dari 40 menit tidak menunjukkan peningkatan risiko sindrom metabolik. Sebaliknya, risiko itu meningkat ketika tidur siang berdurasi 40 menit atau lebih. Bahkan, tidur siang selama 90 menit meningkatkan risiko sindrom metabolik sebanyak 50 persen," tutur Yamada, dikutip dari Newsmax Health, Minggu (27/3/2016).
Namun, ketika Anda tidur siang sejenak dengan durasi maksimal 30 menit, justru ada penurunan risiko sindrom metabolik. Untuk itu, Yamada menekankan tidur merupakan komponen penting dari gaya hidup sehat layaknya pengaturan pola makan dan olahraga. Apalagi, National Sleep Foundation sudah merekomendasikan tidur siang baiknya dilakukan selama 20-30 menit saja.
"Tidur siang secukupnya bisa jadi memiliki efek positif bagi kesehatan kita dibandingkan tidur siang yang terlalu lama. Meskipun, kami pun belum tahu bagaimana mekanisme tidur siang sejenak punya manfaat luar biasa bagi kesehatan," kata Yamada.
Baca juga: 10 Efek Negatif Tak Terduga Akibat Kurang Tidur (rdn/up)











































