Namun siapa sangka jika infeksi yang umum ini rupanya dituding dapat mengakibatkan infertilitas alias kemandulan. Pendapat ini dikemukakan tim peneliti dari Aarhus University, Denmark.
Baca juga: Jika Sering Dicuci dengan Sabun, Ini Efeknya Terhadap Flora di Miss V
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, 35 persen dari total partisipan berhasil dinyatakan hamil. Namun dari 28 persen partisipan yang dipastikan mengidap bacterial vaginosis, hanya 9 persen yang tetap hamil di akhir prosedur atau sekitar 11 orang saja.
Sisanya dipastikan gagal atau tidak berhasil. "Kalau korelasi antara mikrobiota dan tingkat kehamilannya kuat, pasien sebaiknya menjalani screening dan diobati dulu sebelum akhirnya menjalani terapi," saran peneliti seperti dilaporkan Daily Mail.
Namun hingga saat ini belum ada satupun peneliti yang berhasil mengungkap mengapa sebagian wanita mengalami bacterial vaginosis. Kendati demikian, bacterial vaginosis umumnya ditemukan pada wanita dengan pasangan seks baru atau memiliki beberapa pasangan sekaligus, maupun penyuka douching atau cuci vagina.
Baca juga: Membersihkan Vagina dengan Petroleum Jelly Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi
Namun secara keseluruhan, bacterial vaginosis tidak benar-benar diyakini menyebabkan kemandulan, meskipun pakar merekomendasikan agar infeksi ini segera diobati. Yang dikhawatirkan peneliti adalah bila yang bersangkutan juga mengidap penyakit menular seksual lain di samping bacterial vaginosis.
Sebab sejumlah penyakit seksual menular seperti chlamydia dan gonorrhea (kencing nanah) memang diketahui dapat mengakibatkan infertilitas. (lll/up)











































