"Baru berobat setelah merasa lemas, loyo, sering kencing, sering minum itu tandanya sudah kena diabetes. Sudah bisa dipastikan pasien harus menjalani pengobatan dan rugi. Harusnya periksa ke dokter itu sebelum muncul gejala," tutur Prof Sidartawan, dalam temu media di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2016).
Dijelaskan Prof Sidartawan, kerugian pertama adalah pasien sudah pasti harus membeli obat. Diabetes merupakan penyakit metabolik sehingga tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol dengan pengobatan yang tepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga, risiko kematian akibat komplikasi penyakit juga meningkat. Diabetes yang tidak tertangani bisa menyebabkan beragam penyakit jantung, hipertensi hingga paru-paru yang dapat membuat seseorang kehilangan nyawa.
Oleh karena itu, pemeriksaan dini harus dilakukan. Selain itu, perhatikan faktor risiko. Seseorang yang memiliki keluarga pengidap diabetes, berat badan berlebih dan jarang melakukan aktivitas fisik berisiko lebih besar terserang diabetes.
"Makanya kita lihat saja, kalau ada anggota keluarga, ayah, ibu, om, tante atau kakek dan nenek yang punya diabetes, periksalah ke dokter. Cek gula darah dan resistensi insulinnya. Dengan begitu diabetes bisa dicegah dan pasien menghemat banyak biaya dan waktu pengobatan," tuturnya.
Baca juga: Dokter: Tak Cuma Orang Dewasa, Diabetes Juga Incar Anak-anak
(mrs/ajg)











































