Studi Ini Kaitkan Jerawat dengan Meningkatnya Potensi Kanker

Studi Ini Kaitkan Jerawat dengan Meningkatnya Potensi Kanker

Hillariana Ikhlash Devani, - detikHealth
Senin, 11 Apr 2016 17:00 WIB
Studi Ini Kaitkan Jerawat dengan Meningkatnya Potensi Kanker
Foto: Thinkstock
Jakarta - Bagi banyak orang, jerawat adalah salah satu hal yang tidak menyenangkan. Memiliki wajah berjerawat bisa sangat memalukan dan menjengkelkan. Tetapi tidak hanya itu, studi terbaru menunjukkan jerawat tertentu dapat meningkatkan risiko kanker di kemudian hari.

Lebih lanjut, penelitian tersebut mengungkapkan ada hubungan antara terjangkitnya melanoma (salah satu jenis kanker kulit) dengan orang yang memiliki riwayat jerawat.

"Munculnya kanker, tidak hanya berhubungan dengan jerawat, tetapi jerawat adalah hal yang utama. Ketika Anda memiliki kelebihan jerawat, Anda mungkin memiliki kelebihan hormon juga," ucap Dr Brian Horvath, salah satu peneliti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penetiannya, peneliti mengamati kelompok berisi 100 orang sejak 1989. Dari orang-orang tersebut, ada yang mengalami melanoma. Peneliti juga mencatat riwayat jerawat yang pernah diidap, baik itu jerawat di masa remaja yang parah, maupun semacam kista dan bisul.

"Dari 100.000, sekitar 350 kondisi berakhir dengan melanoma. Itu sekitar satu setengah kali lebih tinggi daripada yang diharapkan," ujar Horvarth, dikutip dari CBS Local, Senin (11/4/2016).

Baca Juga: Kata Dokter Soal Menghilangkan Jerawat dengan Jeruk Nipis

Allison Santhouse, asisten dokter di New York Dermatology Center setuju bahwa dalam beberapa kasus, kelebihan hormon dapat merangsang dan mengubah tampilan tahi lalat.

"Sesorang yang memiliki tahi lalat memiliki risiko lebih tinggi mendapatkan melanoma di masa depan. Jadi, perempuan muda yang memiliki riwayat jerawat mungkin juga mendapatkan peningkatan jumlah tahi lalat dan itulah kaitan antara jerawat dengan risiko melanoma di masa depan," jelas Santhouse.

Santhouse mengatakan penting untuk waspada dan melihat perubahan pada warna kulit. Dikatakannya lebih lanjut, siapapun yang telah mendapatkan peningkatan jumlah tahi lalat sudah seharusnya untuk memeriksakan diri secara rutin setiap 6 bulan atau 8 bulan sekali.

Pengecekan yang dilakukan lebih sering menurut Santhouse akan lebih baik. Santhouse juga menambahkan bahwa tidak peduli apapun, perlindungan dari matahari harus selalu menjadi prioritas. "Kami juga menyarankan untuk memakai tabir surya dengan SPF 30," sarannya.

Para peneliti lantas mencoba untuk melihat apakah mungkin mengubah hormon untuk mengurangi risiko kanker secara keseluruhan.

Baca Juga: Kelamaan Berjemur Malah Hilangkan Vitamin D dari Tubuh

Yang perlu diperhatikan juga, pada beberapa jenis kanker kulit terdapat yang bentuknya mirip dengan jerawat. Bedanya jerawat biasanya hilang dalam beberapa hari, namun benjolan kanker kulit ini tidak hilang-hilang. Selain itu benjolannya bisa makin besar.

(vit/vit)

Berita Terkait