Meninggal karena Komplikasi Kehamilan Langka, Organ Wanita Ini Disumbangkan

True Story

Meninggal karena Komplikasi Kehamilan Langka, Organ Wanita Ini Disumbangkan

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Selasa, 19 Apr 2016 07:30 WIB
Meninggal karena Komplikasi Kehamilan Langka, Organ Wanita Ini Disumbangkan
Foto: Thinkstock
Jiaxing, China - Baru-baru ini kisah tentang seorang wanita bernama Shao Ziyan menggemparkan China. Tak hanya karena ia meninggal di usia yang masih sangat belia, yakni 20 tahun, namun Ziyan juga dielu-elukan masyarakat karena menyumbangkan sejumlah organ vital di tubuhnya setelah meninggal.

Kisah bermula ketika Ziyan akan melahirkan di sebuah rumah sakit di Zhejiang, 22 Februari lalu. Pada saat itu ia didiagnosis mengalami pembekakan liver akut, dan hal ini mengakibatkan sejumlah organ lainnya gagal berfungsi. Hal ini berakibat buruk pada kondisi Ziyan dan bayinya yang kritis.

Untungnya bayi Ziyan terselamatkan lewat operasi bedah caesar. Wanita asal Zhejiang ini melahirkan dua bayi kembar laki-laki. Namun nasib serupa tidak dialami oleh Ziyan, ia bahkan jatuh koma.
Pembengkakan liver akut saat kehamilan merupakan sebuah komplikasi langka yang bisa terjadi pada ibu hamil, terutama ketika memasuki trimester ketiga. Insidensinya diperkirakan hanya 1 banding 15.000 atau terjadi pada tiap 15.000 kelahiran saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malang bagi Ziyan. Belum sempat bertemu dengan kedua bayinya, pada tanggal 12 April 2016, tim dokter dari Zhejiang Hospital menyatakan otak Ziyan telah mati setelah total. Selama 53 hari tubuh wanita ini berjibaku melawan dampak dari komplikasi yang dialaminya.

Keluarga bahkan sempat berinisiatif memindahkannya ke rumah sakit lain di Hangzhou, dengan harapan Ziyan memperoleh penanganan yang lebih baik. Tetapi Ziyan sudah tak ada harapan dan dinyatakan meninggal pada tanggal 13 April lalu.

Baca juga: Risiko yang Terjadi Jika Bayi Lahir di Atas Usia Kehamilan 42 Minggu

Meski begitu kematian wanita muda ini membawa berkah bagi pasien lain. Beberapa jam selepas kematiannya, sejumlah organ seperti jantung, ginjal dan livernya telah berhasil ditransplantasikan ke empat orang yang membutuhkan. Begitu juga dengan kedua kornea matanya.

Keputusan ini menjadi kesepakatan bersama dari keluarga Ziyan. "Setidaknya dengan menyumbangkan organ-organ putri saya ini, seolah-olah ia tetap hidup dan tidak meninggalkan saya, walaupun berada di dalam raga orang lain," kata ayah Ziyan, Shao Wanhua seperti dilaporkan China Daily.

Tak hanya itu, sejak kabar tentang Ziyan beredar di berbagai media sosial, publik China berbondong-bondong menyumbangkan dana untuk membiayai kedua anak Ziyan. Bahkan angkanya telah mencapai 230.000 yuan (Rp 467.5 juta) dalam waktu kurang dari sepekan.

Untuk mengenang Ziyan, sang suami yang bernama Chen Shanhai juga berencana memberi nama kedua anaknya dengan menggunakan marganya dan marga istrinya.

Baca juga: Kenali, Ini Gejala-gejala Plasenta Lepas dari Rahim pada Ibu Hamil

Apa yang dilakukan keluarga Ziyan merupakan hal yang tak lazim di China. "Hanya satu dari 30-50 pasien saja yang bisa mendapatkan organ transplantasi, padahal di daftar tunggunya saja sudah lebih dari 2.000 pasien sekarang," papar Dr Wu Xiaoliang dari First Hospital of Zhejiang Province, Hangzhou.

Tak heran, sejumlah pasien harus rela menunggu hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk bisa menemukan organ yang cocok untuknya. Kadangkala mereka keburu meninggal karena kelamaan menunggu.

"Di sisi lain, hanya dua dari tiap satu juta orang di China yang mati dan berinisiatif menyumbangkan organ tubuhnya selepas meninggal. Padahal di negara lain bisa mencapai 30 orang untuk tiap satu jutanya," lanjut Xiaoliang. (lll/vit)

Berita Terkait