Disampaikan dr Manfaluthy Hakim Sp.S dokter ahli saraf dari RSCM FKUI, 80 persen pengidap diabetes pada umumnya mengidap neuropati. Risiko neuropati sendiri meningkat pada orang berusia tua, menderita diabetes, wanita hamil, hipertensi, merokok, mengonsumsi alkohol, atau ada riwayat pada keluarga.
Gejalanya adalah kram, kesemutan dan kaki mengkilat. Pria yang akrab disapa dr Luthy mengatakan neuropati adalah komplikasi terbesar yang dapat dialami orang dengan diabetes. Adapun neuropati sendiri bisa diamati pada kaki pengidap diabetes di mana kakinya biasanya menghitam dan kering.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, tidak mudah menemukan penyebab neuropati. Tapi jika faktor risikonya sudah diketahui. Maka, orang dengan neuropati bisa cepat sembuh. Misalnya saja, pengobatan pada pasien diabetes bisa dilakukan dengan menjaga kadar gula darah. Sedangkan bagi orang yang memiliki defisiensi vitamin B dapat mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B seperti ikan, daging, dan hati.
Jika neuropatinya karena posisi kerja yang tidak baik, misal sering membungkuk, atau mengetik, maka ubahlah kebiasaan itu, demikian disampakian dr Luthy.
"Menghilangkan atau mengendalikan penyebabnya dan pengobatan ada baiknya jangan dilakukan setelah (kondisi) berat, lakukan sedini mungkin. Konsumsi makanan yang mengandung vitamin B. Jaga agar kerusakan tidak terjadi," tambahnya.
Baca Juga: Cerita Pembaca detikHealth Soal Bagaimana Diabetes Mengubah Hidup Mereka
Nah, dr Luthy juga menjelaskan bahwa kerusakan atau gangguan saraf tepi dialami oleh pengidap neuropati dalam beberapa tahapan. Pertama, tahap gangguan pada fungsi saraf. Gangguan ini sifatnya sementara dan dapat kembali pulih ke keadaan normal. Gejalanya biasanya adalah kesemutan, bisa terjadi saat bersila misalnya, terjadi penjepitan saraf dan akhirnya kesemutan.
"Tahap kedua adalah gangguan pada struktur. Penipisan selaput saraf membuat kondisi baal, jadi misalnya ditusuk jarum, akan tetap merasa sakit, tetapi rasa sakitnya berkurang dan terasa ada yang berbeda. Tahap ketiga adalah tahap kerusakan yang lebih berat. Kerusakan ini membuat pengidap neuropati mati rasa, sampai dibakar pun tidak akan terasa,"
Dikatakan dr Luthy bahwa tahap empat adalah yang paling berat. Pada tahap ini terjadi kelemahan pada saraf motorik di mana kegiatan memegang gelas saja bisa membuat gelas jatuh. Hal ini disebabkan otot gerak sudah melemah.
"Walaupun neuropati biasanya terjadi pada lansia, tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada orang muda. Adapun penyebab kondisi neuropati bisa terjadi misalnya adalah diet yang tidak benar, kegemukan, atau sangat suka mengonsumsi penyedap rasa," tutup dr Luthy.
Baca Juga: Yuk Lakukan Langkah-langkah Ini Agar Tak Kena Diabetes
(rdn/vit)











































