Jika mengalami konstipasi, biasanya anak-anak tersebut akan mengalami gejala-gejala tertentu. Lantas, apa gejala yang dialami anak ketika mengalami konstipasi?
dr Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo mengungkapkan gejala anak mengalami konstipasi di antaranya buang air besar (BAB) kurang dari 3 kali seminggu, mengalami cepirit lebih dari seminggu satu kali, menahan tinja, atau kesulitan dan merasa nyeri saat BAB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling tidak 2 dari gejala tersebut dan telah berlangsung selama 2 bulan bisa didiagnosis mengalami konstipasi," kata dr Hegar dalam acara 'EARLY LIFE NUTRITION: Dasar-Dasar dan Pedoman Praktis Mengatasi Pencernaan Sensitif pada Anak' di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (28/4/2016).
Baca juga: Perut Sakit Dikira Konstipasi, Jenika Melahirkan Beberapa Detik Kemudian
Untuk menangani konstipasi, orang tua cukup bisa memberi anak makanan berserat namun dengan jumlah yang tidak lebih ataupun kurang. Dikatakan dr Hegar, hal ini dikarenakan tidak semua makanan berserat memiliki manfaat gizi dan efek yang sama.
"Tidak hanya makanan berserat, orang tua juga harus memberikan anak cairan yang cukup untuk tubuh," kata dr Hegar.
Selain konstipasi, diare juga menjadi salah satu penyebab gangguan pencernaan pada anak. Di Indonesia sendiri, dikatakan dr Hegar sekitar 15 hingga 17 persen anak di bawah 5 tahun mengalami diare. Penyebab utama diare tersebut adalah rotavirus yang membuat enzim laktase tidak dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Baca juga: Bisa Membuat Trauma, Masalah Sembelit pada Anak Jarang Diperhatikan
(rdn/vit)











































