Bila Depresinya Begini, Waspadai Risiko Demensia

Bila Depresinya Begini, Waspadai Risiko Demensia

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Selasa, 03 Mei 2016 14:39 WIB
Bila Depresinya Begini, Waspadai Risiko Demensia
Foto: Getty Images
Rotterdam - Sejak awal, pengidap depresi sudah dikesampingkan karena kondisi mereka tidak dianggap penting atau melumpuhkan. Padahal bila dibiarkan hingga memburuk, ada risiko penyakit lain yang siap menghadang.

Khusus untuk lansia, pada dasarnya mereka memang cenderung memperlihatkan gejala depresi seperti murung, apatis, kehilangan minat pada hal-hal yang dilakukannya sehari-hari atau sulit mengendalikan emosi. Tetapi ada yang bersifat permanen, ada juga yang timbul-tenggelam.

Nah, penelitian terbaru yang Erasmus University Medical Centre, Rotterdam, mengungkap, pada lansia yang terus memperlihatkan gejala depresi selama lebih dari tiga tahun berisiko lebih besar mengalami demensia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini terungkap setelah peneliti mengamati perbedaan gejala depresi yang diperlihatkan 3.325 partisipan berusia di atas 55 tahun. Partisipan dibagi ke dalam lima kelompok berdasarkan tingkat keparahan depresinya. Pengamatan terhadap gejala depresinya dilakukan selama lebih dari 11 tahun dan risiko demensianya 10 tahun berikutnya.

Di akhir studi tercatat 434 partisipan didiagnosis dengan demensia, bahkan 348 di antaranya mengidap Alzheimer. Peneliti berhasil membuktikan bahwa hanya pada kelompok yang depresinya memburuk dari waktu ke waktu berisiko paling tinggi untuk mengalami demensia.

Bahkan peneliti menambahkan, risiko ini sudah terlihat setelah tiga tahun pertama. Dalam kelompok tersebut dilaporkan 22 persen partisipan didiagnosis demensia.

Baca juga: Unik, Dokter Ini Teliti Manfaat Poco-poco untuk Cegah Demensia

Namun peneliti juga meyakini risiko demensia tidak berlaku bagi mereka yang gejala depresinya berlangsung dalam jangka pendek atau sesekali muncul saja. Terbukti dari mereka yang gejala depresinya rendah hanya 10 persen yang pada akhirnya mengidap demensia atau 226 orang saja.

"Kalau gejala depresinya memburuk dari waktu ke waktu maka ini bisa jadi metode yang lebih baik untuk memprediksi risiko demensia di kemudian hari, bahkan bila dibandingkan gejala lain," kata ketua tim peneliti, Dr Arfan Ikram seperti dilaporkan Express.co.uk.

Dugaan Ikram, depresi dan demensia bisa jadi merupakan gejala dari sebuah kondisi, atau gejala depresi yang memburuk sebenarnya baru awal dari rangkaian gejala demensia pada lansia.

Baca juga: Pada Pria, Kriteria Istri Disebut Berkaitan dengan Risiko Demensia (lll/vit)

Berita Terkait