dr Sheila Agustini SpS dari RS Mayapada Lebak Bulus Jakarta Selatan mengatakan tes fungsi otak atau neurobehavior examination (pemeriksaan fungsi luhur) penting dilakukan. Sebab, selama ini yang sering mejadi perhatian adalah bagaimana kadar gula darah, fungsi jantung dan ginjal, atau tekanan darah.
"Tapi kan jarang orang menanyakan bagaimana ya fungsi otak kita? apakah jauh dari alzheimer atau ada gangguan memorikah?" tutur dr Sheila saat ditemui di RS Mayapada Lebak Bulus Jakarta Selatan, Selasa (3/5/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Sheila, penting untuk mengetahui grade MCI yang dialami. Sebab, ia mengatakan beberapa persen kasus MCI bisa berlanjut pada alzheimer.
Baca juga: Latihan Mata yang Bisa Pertajam Otak
"Jantung, ginjal, ada tansplantasinya kan. Tapi kalau otak nggak ada, makanya penting untuk mengetahui bagaimana fungsi otak kita apakah memorinya masih bagus atau bagaimana. Dengan tes ini kita melihat bagaimana kondisi masing-masing wilayah otak, jadi nggak ada jawaban benar atau salah dalam kuisioner itu," terangnya.
Menurut dr Sheila, siapa saja boleh melakukan tes ini. Tujuannya, untuk skrining apakah ada gangguan fungsi otak. Jika memang hasilnya bagus, maka bisa difollow-up tapi jika ada keluhan maka bisa dilakukan penanganan lebih dini.
"Bagi yang usia produktif atau usia emas, 50 tahunan seperti halnya memeriksa jantung dan ginjal, why not mereka periksa brain-nya? Dengan begitu kita bisa tahu ada gangguan fungsi otak atau nggak misalnya kepikunan dini yang bisa jadi alzheimer. Apalagi alzheimer kan nggak ada obatnya. Justru sebelum sampai ke sana bisa kita ketahui dulu," tutur dr Sheila.
Baca juga: Orang Obesitas Mungkin Ingin Makan Sehat, Tapi Otak Tak 'Sejalan'
(rdn/vit)











































