Studi dari Journal of Pediatrics justru tidak menyarankan hal tersebut. Apalagi, diketahui bahwa dalam kurun waktu tahun 2006 sampai 2012, terjadi peningkatan jumlah kasus bayi yang meninggal terkait penggunaan crib bumper sampai tiga kali lipat.
"Pernapasan bayi bisa terblokir dengan adanya crib bumper. Atau, bayi menghirup udara yang sama dan ketika ini terus-terusan terjadi, udara semakin kehabisan oksigen dan bayi bisa mati lemas," tutur salah satu penulis studi, Bradley Thach, MD dari Washington University School of Medicine, Saint Louis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Begini Caranya Agar Pola Tidur Bayi Baru Lahir Cepat Beradaptasi
Dikatakan dr Meta, penggunaan crib bumper yang biasanya berupa busa dengan gambar lucu dan dipasang di sekeliling boks menurut American Academy of Pediatric (AAP) tidak terbukti dapat melindungi bayi dari berbagai kecelakaan. Tapi, justru bisa meningkatkan risiko Suddent Infant Death Syndrome (SIDS).
"Kalau khawatir bayinya berguling-guling terus tangannya sampai nyangkut di celah boks sih nggak ya. Karena boks pasti didesain celah pagarnya nggak terlalu kecil sampai bisa bikin tangan nyangkut," tutur dr Meta.
Lantas, bagaimana dengan risiko kepala anak terbentur? Nah, menurut dr Meta, insiden terbentur biasanya terjadi ketika anak jatuh dan kepalanya membentur permukaan bagian bawah, bukan bagian samping.
"Jadi kalau anaknya miring-miring gitu ke kiri kanan, terus terbentur kayaknya sih nggak ya," ujar ibu satu anak ini.
Baca juga: Baru Lahir, Pola Tidur Bayi Masih Harus Dibentuk
(rdn/vit)











































