Seperti disampaikan oleh dr Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD, FINASIM, atau dr Wisma, dari RS Pondok Indah Jakarta, bahwa makanan berlemak bahkan juga lebih berpengaruh terhadap risiko diabetes, jika dibandingkan dengan makanan manis.
"Makanan berlemak itu misalnya junk food dan gorengan. Kurangilah makan makanan yang kelihatan ada lemaknya, misalnya juga daging merah. Daging merah itu seperti daging sapi, kambing, dan babi. Ini adalah daging-daging yang banyak mengandung lemak," tutur dr Wisma dalam diskusi media yang diadakan di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (10/5/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pernah Melahirkan Bayi dengan Bobot 4 Kg, Wanita Jadi Berisiko Diabetes?
Selain jenis daging, perhatikan juga cara pengolahannya. Sebisa mungkin kurangi cara pengolahan yang dilakukan dengan minyak alias digoreng. Misalnya makan dengan dua atau tiga jenis lauk, maka jangan semuanya diolah dengan digoreng. Akan jauh lebih baik jika makanan juga diolah dengan cara direbus atau dipepes.
"Sering pasien ngomel, dia tidak suka makan manis tapi kok diabetes. Mungkin karena makanan berlemaknya. Jangan lupa juga kalau selain pola hidup, faktor genetik juga ikut main dalam diabetes," tutur dokter yang juga praktik di RS Cipto Mangunkusumo tersebut.
Mengapa makanan berlemak turut andil dalam meningkatkan risiko diabetes? Dijelaskan oleh dr Wisma, lemak yang terlalu banyak di dalam tubuh menghasilkan lebih banyak asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini lama-kelamaan merusak dan menghancurkan sel beta. Sel beta sendiri merupakan penghasil insulin, yang memiliki fungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah.
Oleh sebab itu, jika Anda ingin terhindari dari peningkatan risiko diabetes, maka selain mengurangi asupan yang mengandung tinggi gula, hindari juga terlalu banyak makan makanan berlemak.
Baca juga: Langkah Mudah Cegah Amputasi Kaki Pasien Diabetes: Pakai Sandal di Rumah
(ajg/vit)











































