Sang pengembang aplikasi, Cesare Bianchi, dari Sapienza University di Italia mengatakan awalnya ia terdorong saat sadar masih sedikit informasi yang bisa diakses publik terkait wabah baru. Bianchi sendiri adalah seorang calon ayah dan ia ingin keluarganya bisa menghindari tempat-tempat di mana nyamuk pembawa virus Zika berkeliaran.
Hal ini karena pada Maret 2016 lalu World Health Organization (WHO) mengumumkan agar negara-negara Eropa mulai waspada terhadap peningkatan populasi nyamuk memasuki musim panas. Nyamuk pembawa virus Zika seperti Aedes terutama disebut berbahaya karena bisa menyebabkan kecacatan pada bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sedang mencari tempat yang cukup aman dari risiko virus Zika. Saat itu saya sadar bahwa hanya ada sedikit informasi praktis tentang kehadiran nyamuk," ujar Bianchi seperti dikutip dari BBC.
Aplikasi bekerja dengan cara mengumpulkan data penemuan nyamuk dari publik lalu kemudian mengolahnya dalam bentuk peta. Pengguna juga bisa mengunggah foto nyamuk lewat aplikasi agar kemudian bisa diidentifikasi oleh ahli.
Bianchi berharap aplikasi gratisnya ini bisa membantu orang-orang menghindari tempat padat nyamuk dan juga membantu otoritas pengendalian hama menjalankan programnya.
Baca juga: Antisipasi Zika, Korea Siapkan Seragam Khusus untuk Kontingen Olimpiade
(fds/vit)











































