Studi yang dilakukan oleh National Center for Injury Prevention and Control menganalisis tingkat kecelakaan pada anak di bawah umur 14 tahun dari tahun 2005 sampai tahun 2013. Dapat disimpulkan, ada kecenderungan peningkatan kasus anak dilarikan ke unit gawat darurat (UGD) karena trauma pada otak. Trauma otak ini terjadi umumnya pada anak laki-laki dan dialami paling banyak saat anak berusia 5 sampai 9 tahun.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Pediatrics Medical ini mengatakan permainan palang besi dan ayunan adalah permainan yang paling banyak menimbulkan trauma pada otak. Kenaikan pelaporan kasus Traumatic Brain Injury (TBI) sendiri dikatakan penulis disebabkan dua alasan yaitu peningkatan waktu bermain anak-anak dan meningkatnya kesadaran orang tua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Tips Traveling Bawa Anak, Agar Tak Ganggu Orang Lain
"Walaupun kesadaran orang tua meningkat, keamanan di taman bermain tetap harus ditingkatkan. Sehingga, studi ini diharapkan bisa berguna bagi pejabat kesehatan," kata Dr Oscar Guillamondegui, direktur Vanderbilt Multidisciplinary Traumatic Brain Injury Clinic, dikutip dari ABC News.
Ia menambahkan, anak-anak masih sering terluka sampai mengidap cedera otak. Padahal, tingkat cedera otak bisa memberi dampak jangka panjang yang dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi dan berbagai gangguan kognitif beberapa tahun kemudian.
Sementara itu, Dr Jerri Rose, dokter anak dari University Hospitals Case Medical Center mengatakan pengasuh atau orang tua harus membawa anak-anak ke UGD jika si anak mengalami cedera kepala. Disampaikan Rose, tanda anak harus dibawa ke UGD di antaranya muntah terus-menerus, lesu, mengalami perubahan perilaku, serta kehilangan kesadaran pasca mereka mengalami trauma atau kecelakaan saat bermain di playground. (rdn/vit)











































