"Polusi udara adalah kondisi yang sangat kritis. Polusi udara dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek dan kenaikan risiko penyakit jangka panjang seperti kanker paru-paru, penyakit pernapasan, stroke dan penyakit jantung," ungkap Dr Sophie Gumy, staf database WHO.
Data dari WHO menyebutkan, setiap tahun, tujuh juta orang meninggal di dunia akibat polusi udara. Diketahui juga, pembangkit listrik, transportasi dan industri adalah sumber terbesar dari polusi udara. Pembakaran bahan bakar juga menjadi salah satu penyebabnya, terutama di negara miskin di mana penduduk lebih sering menggunakan batu bara dan sampah untuk memasak karena lebih murah atau bahkan gratis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Permasalahannya di banyak kota-kota miskin, industri, transportasi dan pembangkit listrik digunakan secara bersama di lokasi yang sama. Jika di negara maju, industri biasanya terletak di luar kota sehingga dampaknya kepada penduduk akan lebih sedikit," ujar Gumy, dikutip dari ABC News.
Gumy juga menambahkan lebih dari 80 persen orang yang hidup di kota tercemar paparan polusi udara. Bahkan, polusi udara di negara maju mencapai level 56 persen.
"Pengecekan adalah langkah awal. Setelah itu regulasi mengenai bahan bakar dan juga transportasi perlu diubah. Penting untuk berinvestasi pada transportasi yang ramah lingkungan untuk mengurangi polusi udara. Beberapa langkah tersebut adalah jalan untuk dapat mencapai keamanan dan kesehatan manusia di dunia," tutup Gumy.
Baca juga: Sanitasi Buruk dan Kurangnya Akses Air Bersih Ancam Kesehatan Anak-anak (rdn/vit)











































