Hanya 50 Persen Orang Tua yang Menyadari Anaknya Bohong

Hanya 50 Persen Orang Tua yang Menyadari Anaknya Bohong

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 18 Mei 2016 18:35 WIB
Hanya 50 Persen Orang Tua yang Menyadari Anaknya Bohong
Foto: thinkstock
Toronto - Orang tua selalu percaya anak kecil tak mungkin berbohong. Padahal faktanya orang tua seringkali tak tahu jika mereka mampu melakukannya.

Inilah kesimpulan yang terungkap dari sebuah penelitian terbaru yang dilakukan tim peneliti dari Brock University dan University of Toronto, Kanada. Percobaan melibatkan 72 responden yang memiliki anak berusia 8-16 tahun.

Responden kemudian diminta menonton beberapa video berisi jawaban seorang anak saat ditanya sesuatu oleh peneliti. Dalam video-video ini ada anak yang berbohong, ada juga yang tidak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pembanding, peneliti melibatkan 79 responden lain yang rata-rata mahasiswa untuk melakukan percobaan serupa. Di sisi lain, peneliti juga melakukan percobaan dengan melibatkan 80 responden yang diminta menilai kejujuran video yang 'dibintangi' anak-anak mereka sendiri.

Hasilnya, responden dalam dua percobaan itu sama-sama hanya bisa menebak jika si anak berbohong sebanyak 50 persen saja. Namun 70-76 persen dari mereka meyakini jika jawaban yang mereka lontarkan sepenuhnya benar.

"Hampir seluruh responden percaya diri dengan hasil penilaian mereka, namun orang tua yang diminta menilai kejujuran anak mereka sendiri adalah yang paling buruk performanya dalam mendeteksi kebohongan anak-anak," tutur ketua tim peneliti, Angela Fans seperti dilaporkan Pacific Standard.

Fans juga menyimpulkan bahwa pada umumnya orang tua seolah-olah membodohi diri mereka sendiri dengan berpikiran jika anak-anak adalah sosok yang jujur dan tak mungkin berkata dusta.

Baca juga: Anak Suka Bohong, Perilaku Buruk Tapi Menandakan Daya Ingat yang Baik

Menurut peneliti, berkata jujur adalah aspek penting dalam hubungan antar orang tua dan anak. Sebab dengan berkata jujur maka akan terjalin komunikasi yang terbuka di antara keduanya, di samping bisa membantu orang tua mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti jika anak bermasalah dengan kenakalannya.

Namun bila orang tua ingin bisa mendeteksi kebohongan anak-anaknya, yang terpenting adalah mereka harus lebih waspada.

"Jika anak dan orang tua punya kedekatan, mereka akan cenderung melihat satu sama lain dalam pandangan positif, dan hal ini justru menghasilkan bias, jadi bila anak berbohong maka orang tua tetap menganggapnya bicara jujur," tutup Fans.

Persepsi inilah yang kemudian membuat orang tua tak mampu mendeteksi kebohongan anaknya secara akurat.

Baca juga: Ingin Tahu Anak Bohong atau Tidak? Coba Perhatikan Konteks Perkataannya (lll/vit)

Berita Terkait