Seperti penuturan dr Suksmagita Pratidina SpKK dari Skin and Aesthetic Clinic RS Pondok Indah-Puri Indah, faktor pertama adalah siapa yang membuat tato tersebut. Seperti diketahui, ada pembuat tato profesional dan amatir.
"Kalau profesional, dia sudah mengatur kedalaman, pigmennya sama rata di lapisan tertentu. Tapi pada pembuat tato amatir, pigmen warnyanya ada yang dalam ada yang dangkal itu nggak sama rata dan itu yang menyulitkan. Karena kadang saat perbaikannya nggak sama rata," kata wanita yang akrab disapa dr Gita ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Astaga! Pria Ini Nekat Bikin Tato Belalai Gajah di Kelaminnya
Nah, gelombangn itu akan lebih mudah terserap oleh sel pigmen yang berwarna gelap. Sementara, warna tato yang cenderung terang seperti merah, hijau, dan kuning dikatakan dr Gita tidak memberi efek penyerapan sebagus pigmen warna gelap.
"Jadi kalau warnanya gelap, cuma hitam, itu relatif sisa tatonya hanya atau samarnya 5 sampai 10 persen. Kala warna terang, butuh waktu lebih lama dan sisa warnanya sekitar 30 sampai 40 persen. Sementara, sudah berapa lama tato tersebut dibuat tidak berpengaruh pada cepat-lambatnya pemudaran tato dengan terapi laser.
Kapanpun tato tersebut dibuat, lanjut dr Gita, bisa dihilangkan dengan efektivitas yang sama tapi dengan catatan, perbandingan warnanya pun sama. Selain itu, perlu diperhatikan pula bahan apa yang digunakan sebagai pigmen warna tato tersebut.
"Contohnya sulam alis, itu kan sebetulnya tato juga cuma bahannya diklaim terbuat dari herba sehingga dalam beberapa tahun hilang, jadi nggak permanen. Nah, biasanya kalo pigmen warna tatonya ini dibuat dari tumbuhan, dari alam, hilangnya lebih cepat," pungkas dr Gita.
Baca juga: Alis Mata Masih Hitam Tapi Rambut Kepala Sudah Beruban
(rdn/vit)











































