Tak Selalu Harta Benda, Memberi Juga Bisa Diwujudkan dalam Bentuk Darah

Tak Selalu Harta Benda, Memberi Juga Bisa Diwujudkan dalam Bentuk Darah

Nurvita Indarini - detikHealth
Selasa, 14 Jun 2016 18:03 WIB
Tak Selalu Harta Benda, Memberi Juga Bisa Diwujudkan dalam Bentuk Darah
ilustrasi donor darah/ Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Jika ingin berbagi dengan seseorang tidak perlu menunggu sampai dompet tebal atau saldo di rekening menggunung. Asal memenuhi syarat, Anda bisa memberikan darah sebagai wujud berbagi.

Di Hari Donor Darah Sedunia yang diperingati setiap 14 Juni ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendorong orang-orang secara sukarela mendonorkan darahnya. Tema peringatan Hari Donor Darah Sedunia 2016 adalah 'Blood connects us all'.

"Meskipun kita memiliki banyak perbedaan, namun darah yang penting itu sama-sama dipompa dan mengalir ke pembuluh darah kita," kata Direktur Jenderal WHO, dr Margaret Chan, dalam keterangan tertulisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan memberikan darah kepada orang lain, maka Anda bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Dikatakan dr Chan, darah yang disumbangkan merupakan hadiah luar biasa yang bisa diberikan ataupun didapat seseorang.

WHO mencatat setiap tahun, ada sekitar 108 juta unit darah yang didonorkan di seluruh dunia. Namun hampir 50 persen unit darah terkumpul di negara-negara maju, padahal populasi warganya hanya 20 persen dari populasi dunia. Ya, data menunjukkan tingkat donor darah di negara maju 9 kali lebih tinggi ketimbang negara berkembang.

Di banyak negara, permintaan darah melebihi pasokan darah yang tersedia. Agar pasokan darah cukup, WHO mendorong sumbangan rutin yang dilakukan oleh para donor sukarela. Saat ini hanya ada 62 negara yang stok darah nasionalnya hampir 100 persen didapat dari sukarelawan.

Sementara itu 34 negara yang 75 persen pasokan darahnya masih bergantung pada donor keluarga ataupun donor yang dibayar.

Baca juga: Hendak Donor Darah? Ini Persiapan Penting yang Perlu Diperhatikan

Lalu siapa yang biasanya menjadi donor sukarela? Mereka bisa datang dari semua lapisan masyarakat yang mana hatinya terketuk sehingga bisa menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri, bahkan untuk orang yang tidak mereka kenal.

"Setiap kali mereka menyumbangkan darah, mereka melakukan tindakan kepahlawanan tanpa pamrih," kata dr Ed Kelley, Direktur Departemen Layanan Pengiriman dan Keamanan WHO.

Jika sudah ada sukarelawan yang rutin mendonorkan darahnya, maka pasokan darah yang aman relatif lebih mudah didapat. Sebab keteraturan mendapatkan darah dari orang-orang yang sama dikaitkan dengan rendahnya tingkat infeksi yang bisa ditularkan melalui jarum suntik.

Apalagi menurut WHO ada 25 negara yang tidak bisa menskrining darah yang disumbangkan dari satu lebih infeksi. Ini dikarenakan staf yang kurang untuk melakukan skrining, test kit yang memiliki kualitas buruk, juga karena kurangnya kualitas dasar laboratorium.

Untuk diketahui, darah dapat digunakan seluruhnya atau dipisah-pisahkan bagiannya untuk diambil sel darah merahnya, trombositnya, plasmanya atau lainnya. Karena itu transfusi darah bisa menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya, antara lain mereka yang sakit atau terluka di daerah konflik dan bencana, hingga ibu yang butuh banyak darah saat persalinan.

Baca juga: Kisah Stan, Pria yang Ratusan Hari Hidup Tanpa Jantung Manusia


(vit/vit)

Berita Terkait