Disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk ereksi dan mempertahankannya selama melakukan aktivitas seksual. Hal ini tentu memberikan dampak psikologis karena membatasi keintiman dengan pasangan dan menurunkan kepercayaan diri.
"Stres sangat berkaitan dengan disfungsi ereksi. Stres memengaruhi pikiran dan psikologis seseorang, sehingga stimulasi apapun hampir tidak bisa membuat pria ereksi," ungkap Dr Vipin Tyagi, ahli bedah di Sir Ganga Ram Hospital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disfungsi ereksi memang dapat terjadi pada pria usia berapa pun, tetapi risikonya semakin meningkat seiring pertambahan usia pria. Kondisi ini juga secara signifikan meningkat seiring tingginya tekanan mental dan emosional, yang biasanya lebih sering dialami oleh pria.
"Pria cenderung enggan menceritakan masalahnya kepada orang lain agar tampak kuat, namun justru kondisi ini memperburuk kesehatan mentalnya sendiri. Tanpa disadari, ini kemudian juga berefek pada risiko disfungsi ereksi," pungkas Dr Rajeev Kumar, urolog di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), seperti dikutip dari Times of India pada Rabu (15/6/2016).
Menurut urolog lainnya dari Fortis Escorts Hospital, Dr Ashish Sabharwal, penyebab fisik umum disfungsi ereksi termasuk penyakit jantung dan pembuluh darah. Kondisi lainnya yang terkait seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas dan sindrom metabolik juga diketahui meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
Oleh sebab itu, pria sebaiknya tak menganggap enteng stres dan gangguan kesehatan lainnya. Meskipun saat ini dirasakan mungkin belum terlalu berpengaruh terhadap aktivitas seksual, namun kondisi ini bisa menjadi kronis jika dibiarkan terjadi terus-menerus.
Baca juga: Hati-hati, Risiko Ini Bisa Dialami Pasutri yang Mulai Jarang Bercinta
(ajg/vit)











































