Nah, bagi para orang tua atau bahkan calon orang tua, perkiraan bagaimana tinggi badan anak nantinya bisa diprediksi melalui penghitungan tinggi badan ayah dan ibu. Rumus ini dikenal dengan rumus 'Tinggi Potensi Genetik'.
"Kalau anak laki-laki, tinggi badan bapak ditambah tinggi badan ibu, terus ditambah 13 cm kemudian dibagi 2. Lalu, plus minus 8,5 cm, artinya ditambah 8,5 cm atau dikurangi 8,5 cm, nanti kan ada range-nya tuh," kata Dokter Spesialis Anak, Pediatri Sosial dr Bernie Endyarnie Medise SpA(K), MPH.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mau Punya Tulang Kuat? Menurut Studi, Ini Jenis Olahraga yang Bisa Dipilih
Jika tinggi badan anak kurang dari range angka yang dihasilkan, dr Bernie menyarankan untuk mengonsultasikan kondisi anak pada dokter. Sebab, dikhawatirkan ada sesuatu yang kurang tepat pada tumbuh kembang anak. Sementara, jika ternyata tinggi badan anak di atas range yang ada, menurut dr Bernie itu tidak masalah.
Ia mengingatkan, agar anak bisa tumbuh dengan optimal, pastinya nutrisi, stimulasi, serta kasih sayang penting diberikan pada anak. Umumnya, sampai usia sekolah anak akan mengalami pertambahan tinggi badan sebesar 6 cm tiap tahunnya. Baru saat masuk masa pra-remaja sekitar usia 10-12 tahun, anak mengalami pacu tumbuh.
"Tulang belakangnya lebih tegak, perut lebih datar, tubuh lebih kurus dan kaki tampak panjang karena saat itu terjadi juga pertumbuhan tulang panjang. Cartilage-nya diganti dengan epifisis. Nah, pada usia 21 tahun, epifisis ini akan menutup hingga pertambahan tinggi pun berhenti," terang dr Bernie.
Baca juga: Anak Rajin Aktivitas Fisik, Otot Jadi Kuat dan Tulang Pun Sehat
(rdn/vit)











































