Umumnya, infeksi ini terjadi di bagian lipatan tubuh seperti ketiak, pertengahan siku, bagian bawah payudara, atau pada lipatan perut pada orang yang gemuk. Diungkapkan dr Radityo Anugrah SpKK dari Bamed Skin Care, penyebab infeksi ini adalah Candida sp dan yang paling sering adalah Candida albicans.
"Jamur Candida sp sebenernya termasuk flora normal kulit. Tapi, kenapa bisa jadi penyakit tergantung beberapa faktor," tutur dr Radit ketika berbincang dengan detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, jika dibiarkan apakah kondisi ini berbahaya? Menurut dr Radit, Candidosis intertriginosa bukan penyakit yang mengancam nyawa. Sehingga, jika dibiarkan saja bisa menyebabkan rasa gatal, merah, dan bekasnya semakin parah.
Baca juga: Kulit Gatal dan Kemerahan Setelah Pakai Henna Hitam? Waspada Alergi!
Dihubungi terpisah, dr Laksmi Duarsa SpKK dari D&I Skin Centre Denpasar mengatakan untuk mengatasi infeksi ini, umumnya pasien diberi obat oral atau krim antijamur. Krim antijamur dioles dua kali sehari setelah mandi.
"Namun, pastikan kondisi kulit sudah dikeringkan terlebih dulu untuk menghindari kondisi kulit yang justru malah lembab. Kalau terasa gatal, jangan digaruk. Lebih baik dioles dengan krim antijamur tadi," kata dr Laksmi memberi pesan.
Untuk mencegah infeksi jamur ini, dr Laksmi menyarankan agar selalu menjaga kebersihan tubuh, terutama area yang rentan terkena infeksi agar tidak sampai lembab. Senada dengan dengan dr Laksmi, dr Radit menekankan cara paling paling utama menghindari infeksi ini adalah menjaga kebersihan.
"Jaga kondisi tetap kering dengan mengganti pakaian dalam lebih sering, serta mengeringkan area genital setelah cebok. Gunakan pakaian dalam kalau bisa yang berbahan katun. Kemudian, jaga berat badan," tutur dr Radit.
Baca juga: Pakar Jelaskan Mengapa Gigitan Nyamuk Terasa Gatal di Kulit
(rdn/vit)











































