Meski demikian, kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, dr Siswanto, MHP, DTM mengatakan bahwa data terakhir Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 menunjukkan Indonesia belum masuk kategori endemis zika.
"Ada warga Prancis yang kunjungi Bali dan Yogya lalu terinfeksi zika. Setelah kami lacak dari 50 spesimen DBD dari Yogya dan Bali, negatif hasilnya. Begitu juga zika pada TKI di Taiwan, penelitian epidemiologi terhadap keluarga negatif," kata dr Sis kepada wartawan di Nusa Dua, Bali, Senin (27/6/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Wah, Vaksin Super untuk Cegah Zika dan DBD Sudah di Depan Mata
Zika menimbulkan gejala seperti chikungunya misalnya demam dan kulit merah. Sementara, dengue berisiko menimbulkan anafilaksis atau shock yang berpotensi menimbulkan kematian.
"Bisa dikatakan zika belum jadi persoalan di Indonesia tapi bukan berarti kita cuek. Kita juga betul-betul buktikan bahwa pada kasus zika sebelumnya tidak bersumber dari Indonesia. Zika saudaranya dengue, jadi penularannya lewat nyamuk. Kalau nggak ada nyamuknya, vektornya, nggak ada virusnya, ya nggak ada (zika). Apalagi kalau di sekitarnya nggak ada orang yang terjangkit," tambah dr Sis.
Hadir dalam kesempatan sama, dr Sigit Priohutomo, deputi bidang koordinasi peningkatan Kemenko PMK mengatakan dengan menggunakan semangat menerapkan Global Health Security, tetap dilakukan deteksi untuk melihat apakah di Indonesia ada vektor yang memang bisa menyebarkan zika ke Indonesia.
"Kita lacak juga apakah strainnya memang ada di Indonesia. Tetap kita lakukan itu," ujar dr Sigit.
Baca juga: Kepunahan Nyamuk Bukan Solusi Cegah DBD, Zika dan Malaria
(rdn/vit)











































