Adakah Upaya Memperbesar Peluang Punya Anak Laki-laki ataupun Perempuan?

Adakah Upaya Memperbesar Peluang Punya Anak Laki-laki ataupun Perempuan?

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 30 Jun 2016 09:34 WIB
Adakah Upaya Memperbesar Peluang Punya Anak Laki-laki ataupun Perempuan?
Foto: Thinkstock
Jakarta - Masing-masing orang tua memiliki harapan tersendiri soal jenis kelamin bayinya kelak. Ketika calon ayah atau ibu ingin memperbesar peluang memiliki anak laki-laki atau perempuan, adakah cara yang bisa dilakukan?

Dikatakan dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, mitos soal cara memperoleh bayi dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan memang banyak beredar. Tetapi, menurut dr Hari tidak ada yang terbukti secara ilmiah.

"Dari sisi ilmiah ada beberapa metode yang bisa digunakan, mulai metode melakukan sendiri hingga pemilihan melalui teknologi reproduksi berbantu," kata dr Hari dalam perbincangan dengan detikHealth baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu metodenya yakni metode Shettles, yang ditemukan oleh Landrum B. Shettles, MD, PhD, dokter spesialis kebidanan dan kandungan asal Amerika Serikat 30 tahun yang lalu. Berdasarkan lama hidup dan kecepatan geraknya, sperma dapat dibedakan menjadi dua yakni sperma X (perempuan) dan sperma Y (laki-laki).

Baca juga: Wanita dengan Posisi Rahim Tak Normal pun Masih Punya Peluang untuk Hamil

Sperma X berjalan lambat tetapi hidup lebih lama. Sedangkan sperma Y berjalan lebih cepat tetapi mempunyai waktu hidup lebih cepat. Diungkapkan dr Hari, dari data sperma tersebut, apabila Anda menginginkan anak laki-laki, maka harus melakukan hubungan seks sedekat mungkin pada saat ovulasi atau lepasnya telur.

"Sedangkan apabila Anda menginginkan anak perempuan, maka hubungan seks dilakukan sekitar dua hingga empat hari sebelum ovulasi," ujar ayah satu anak ini.

Hanya saja, menurut dr Hari, tantangan dalam metode ini adalah menentukan waktu ovulasi yang tepat. Nah, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan temperatur basal atau uji kencing yang saat ini mulai banyak tersedia di apotek. Tetapi, lanjut dr Hari, perlu diingat bahwa metode ini mempunyai angka keberhasilan sekitar 75 persen, dibanding kemungkinan 50-50 untuk mendapatkan bayi laki-laki dan perempuan.

Selain itu, metode ini juga masih menjadi kontroversi karena banyak peneliti yang meneliti justru mendapatkan hasil berkebalikan dan bahkan tidak bermakna. Sehingga, metode ini sudah ditinggalkan. Menurut dr Hari, metode yang mempunyai kemungkinan lebih tinggi adalah melalui inseminasi.

"Dalam metode ini kita memilih sperma X atau Y yang akan kemudian dimasukkan ke dalam rahim. Angka keberhasilan sekitar 75-85 persen. Sementara, metode yang mempunyai kemungkinan tertinggi adalah melalui bayi tabung, bahkan dikatakan melalui metode uji embrio tertentu dapat mendekati 100 persen," pungkas dr Hari.

Baca juga: Hai Pasutri, Tingkatkan Peluang Kehamilan dengan 5 Tips Ini

(rdn/vit)

Berita Terkait