Emisi gas buang kendaraan bermotor mengandung karbon monoksida (CO) yang sangat beracun. Gas ini mengikat molekul hemoglobin (Hb) dengan sangat kuat sehingga darah tidak mampu mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Karena kebanyakan mesin kendaraan tetap menyala saat kondisi jalan macet, maka lebih disarankan menutup jendela mobil.
"Pada saat kemacetan, bila menggunakan kendaraan mobil, disarankan untuk tetap berada di dalam kendaraan mobil asalkan tidak ada kebocoran gas ke dalam ruang kabin kendaraan," demikian dikutip dari rsuppersahabatan.co.id, Jumat (8/7/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Berjam-jam Terjebak Macet di Mobil, Keracunan CO dan CO2 Sama-sama Berbahaya
Namun berlama-lama berada dalam mobil yang tertutup rapat juga punya risiko. Sistem pernapasan manusia akan mengubah oksigen (O2) yang ada dan mengubahnya menjadi karbon dioksida (CO2). Jika oksigen terus menipis, lama kelamaan penumpang di dalam mobil tidak bisa bernapas. Dalam kondisi tertentu, pilihan untuk membuka jendela agar terjadi pertukaran udara, juga perlu dipertimbangkan.
"Bila terjadi kemacetan total dan udara di luar tidak panas, matikan mesin mobil untuk mengurangi polusi udara di sekitar kemacetan," saran artikel tersebut.
Dalam situasi terjebak macet, kegiatan lain yang bisa menambah polusi udara sebaiknya dihindari. Termasuk di antaranya adalah merokok.
Baca juga: Membandingkan Dampak Kesehatan Arus Mudik dari Tahun ke Tahun (up/up)











































