Cerita dr Radit SpKK, Tetap Layani Pasien Meski sedang Asyik Traveling

Doctor's Life

Cerita dr Radit SpKK, Tetap Layani Pasien Meski sedang Asyik Traveling

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Senin, 11 Jul 2016 10:04 WIB
Cerita dr Radit SpKK, Tetap Layani Pasien Meski sedang Asyik Traveling
Foto: dok.pribadi/instagram
Jakarta - Melakukan hobinya traveling jadi cara ampuh dr Radityo Anugrah SpKK untuk mengusir penat. Namun, profesinya sebagai seorang dokter menuntut dr Radit untuk berusaha melayani pasiennya, meski dirinya tengah asyik traveling.

dr Radit mengatakan di bidang kedokteran kulit dan kelamin, masalah seperti jerawat saja bisa bikin si pasien heboh luar biasa. Sehingga, kadang dr Radit pun melayani praktik online di mana si pasien bertanya langsung secara personal kepadanya.

"Kalau lagi asyik sih saya bilang lagi pergi tapi sebisa mungkin saya jawab pertanyaan pasien. Apalagi di tempat praktik kan memang kita dokter harus bisa dihubungi pasien. Jadi kalau lagi traveling, sering dihubungi ya pintar-pintar aja nggak terlalu sering ngecek handphone, tapi tetap kalau ada pertanyaan selalu saya jawab, nggak pernah saya anggurin," papar dr Radit ketika berbincang dengan detikHealth.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebanyakan, pasien yang bertanya adalah mereka yang baru saja melakukan tindakan. Misalnya, soal down time pasca terapi, meski sebelumnya sudah diberi penjelasan, masih ada saja pasien yang merasa khawatir. Begitupun ketika traveling ke luar negeri, dr Radit tetap mengaktifkan nomor yang biasa dihubungi pasien.

Menurut dokter yang praktik di Bamed Skin Care ini, memang menjadi dokter kulit bukan menghadapi orang yang sakit parah. Sehingga, pelayanan pada pasien menjadi nilai lebih baginya. Tak ayal, ketika liburan pun, mau tidak mau dr Radit berusaha menyempatkan menjawab keluhan pasien, meski kadang hal yang dikeluhkan sama antara satu pasien dengan yang lain, atau cenderung sepele.

Tak jarang, ketika traveling ada kawan yang 'protes' pada dr Radit karena ia masih saja sibuk melayani pasien. "Kadang teman ada yang kesel dan bilang ya udah sih nanti aja jawab pertanyaan pasiennya. Tapi tetap aja saya sebisa mungkin jawab pertanyaan pasien," ungkapnya.

Saat menjawab pertanyaan pasien pun dr Radit tak perlu membuka referensi atau rekam medis karena dr Radit rata-rata sudah hafal dengan kondisi masing-masing pasien. Si pasien sendiri pun disebut dr Radit cukup tahu diri karena tidak bertanya terlalu banyak. dr Radit juga berusaha tidak memberi jawaban ambigu sehingga pertanyaan pasien tidak bertambah.

dr Radit saat di Bromo/Foto: Instagram


Pengalaman unik saat traveling

Bagi dr Radit, kepuasan dari traveling yang ia rasakan adalah bisa menemukan tempat baru. Belum lagi kesasar atau mencoba transportasi umum menjadi pengalaman seru bagi pria kelahiran Jakarta 31 tahun lalu ini. Tiap traveling pun, dr Radit sering ketinggalan transportasi di daerah yang ia kunjungi.

"Misalnya pas di Jepang atau di salah satu negara di Eropa, karena lagi asyik di suatu tempat gitu kan, ya sudah biarin aja ketinggalan. Nanti kan beli lagi tiketnya," kata dr Radit.

Saat traveling, dr Radit jarang menggunakan jasa agen wisata agar jadwalnya lebih fleksibel. Ia pun lebih memilih pergi bersama temannya, minimal 2 sampai 3 orang. Saat mengunjungi suatu ikon di negara tertentu pun ada pengalaman unik yang sering dialami dr Radit.

Sebagai wisatawan, bisa berfoto di ikon suatu negara pastinya menjadi kebanggaan. Nah, di negara-negara Asia, kebiasaan seperti itu lebih dianggap lumrah. Lain halnya dengan ketika dr Radit dan teman-temannya berada di Eropa. Kadang, mereka melanggar aturan di mana tidak boleh foto di suatu area, tapi dr Radit dan temannya tetap nekat berfoto di sana.

"Kalo ke Eropa kita foto-foto yang centil-centil ala-ala gitu, jadi tontonan. Diomongin mungkin ya terus kita diliatin ini siapa, artis juga bukan. Kebetulan temen-temen juga lebih cuek dari saya jadi karena yang lain pede, saya juga ikutan pede. Lagian kan kita mikir kapan lagi kita ke sini," kata dr Radit.

Semua foto-foto liburan pun kerap diunggah dr Radit di akun instagramnya @radityoanugrah. Tak jarang, hasil jepretan kamera dr Radit membuat teman-temannya iri dan kagum. Memang, dr Radit jarang mengunggah aktivitasnya sebagai dokter di instagramnya karena ia berpikir, untuk momen-momen yang berkaitan dengan pekerjaan lebih baik dipublikasi melalui akun sosial media tempat ia praktik.

dr Radit saat di Maldives baru-baru ini/Foto: Instagram


Sampai saat ini, dr Radit sudah menginjakkan kaki minimal di salah satu negara di tiap benua. Total, sudah ada 25 negara yang dikunjungi dr Radit. Khususnya di Indonesia, menurut dr Radit daerah yang paling mengagumkan adalah Raja Ampat. Sementara, ia belum pernah sama sekali pergi ke Sumatera.

Namun, meski hobi traveling, dr Radit tetap fokus pada profesinya sebagai dokter kulit karena memang ia merasa passion dirinya ada di bidang kedokteran kulit dan kelamin.

"Jadi dokter itu menyenangkan. Saat dokter umum bisa melakukan life saving dan memperbaiki kualitas hidup orang, passion saya membuat orang lebih pede dengan menjadi dokter kulit. Saya juga nggak pengen hobi dijadikan pekerjaan karena takut justru nggak bisa menikmati hobi saya," pungkas dr Radit.

Biodata Singkat
Nama: dr Radityo Anugrah SpKK
Domisili: Rawasari, Jakarta Pusat
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 24 Agustus 1985
Pekerjaan saat ini:
- Dokter spesialis kulit dan kelamin di Bamed Skin Care dan Sahid Sahirman Memprial Hospital
Pendidikan:
- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2003 – 2009)

(rdn/ajg)

Berita Terkait